Neraca Perdagangan Malaysia Jatuh Tajam - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Jumat, 04 September 2015

Neraca Perdagangan Malaysia Jatuh Tajam

Source Vibis News Indonesia

Badai krisis ekonomi tampaknya belum akan berhenti, bahkan menjalar hingga kawasan Asia. Krisis kini merembet ke Asia Tenggara. Negeri tetangga Indonesia yang terkenal dengan sebutan “Negeri jiran” atau Malaysia, Myanmar, serta Thailand, mulai “terciprat” badai tersebut. Adapun salah satu indikator yang tampak adalah pasca devaluasi yuan dilakukan oleh bank sentralnya (PBoC), ringgit Malaysia ikut terpuruk. Dihitung sejak awal tahun hingga Agustus  (year to date), kyat turun 24 persen, ringgit 18,03 persen. Anjloknya kurs Ringgit ini nampaknya diikuti dengan rontoknya bursa saham Malaysia yang turun hingga 15,07 persen.
Masih belum reda dengan masalah krisis, hari ini (4/9), Departemen Statistik Malaysia kembali melaporkan berita yang kurang memuaskan tentang posisi neraca perdagangan negaranya untuk periode Juli 2015. Dalam rilis tersebut tercatat bahwa surplus dagang Malaysia pada Juli lalu tergerus tajam akibat kinerja ekspornya yang turun drastis, sementara impornya justru naik tak terduga. Laju ekspor pada Juli lalu hanya tercatat tumbuh sebesar 3,5 persen (yoy), anjlok jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mampu bukukan pertumbuhan hingga 5 persen. Meski demikian laju pertumbuhan ekspor pada Juli lalu tetap masih diatas ekspektasi ekonom yang sebelumnya hanya memperkirakan kenaikan sebesar 3,2 persen.
Akibat dari anjloknya kinerja ekspor dan melonjaknya impor, maka surplus dagang Malaysia pada Juli lalu tergerus hingga tercatat sebesar MYR 2,4 miliar atau turun 34,5 persen dari tahun lalu dan juga turun tajam dari surplus perdagangan sebesar MYR 8,0 miliar yang tercatat dibulan sebelumnya, bulan Juni. Realisasi surplus ini juga dibawah ahrapan, karena para ekonom sebelumnya memperkirakan surplus dagang pada Juli lalu dapat tercatat setidaknya sebesar MYR 6,3 miliar. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Dalam rilis ini tercatat bahwa ekspor produk listrik dan elektronik memberikan kontribusi sebesar 36,5 persen terhadap total ekspor Juli lalu atau meningkat 12,1 persen jika dibandingkan dengan Juli 2014. Ekspor kayu dan produk berbasis kayu juga tercatat naik 14,1 persen. Sementara, ekspor produk olahan minyak bumi justru anjlok hingga 48,7 persen. Kontras dengan kinerja ekspornya, kinerja impor Malaysia justru bukukan kenaikan sebesar 5,9 persen (yoy) pada bulan Juli lalu. Pertumbuhan impor  ini disumbangkan oleh barang setengah jadi, barang konsumsi dan barang modal.
Situasi di Malaysia belakangan ini memang kian mengkhawatirkan. Kondisi di Malaysia pun ikut diperburuk oleh krisis politik tajam yang diawali dengan terbongkarnya mega skandal di 1MDB yang melibatkan Perdana Menteri Malaysia Nazib Razak. Tentu saja pelemahan ekonomi Malaysia lagi-lagi bisa berdampak buruk bagi Indonesia selaku mitra dagang. Tidak hanya itu, Bank Sentral Malaysia juga merupakan salah satu pemegang obligasi Pemerintah Indonesia yang cukup besar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar