Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap 10 Ekonomi Terbesar di Dunia - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Jumat, 04 September 2015

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap 10 Ekonomi Terbesar di Dunia

Oleh Johanes L. Sitanggang


Indonesia dengan perputaran ekonomi saat ini sekitar $ 889 milliar Dollar AS merupakan kedua belas (12) ekonomi terbesar didunia dengan mata uang Rupiah. Berdasarkan besaran perputaran ekonomi maka Amerika Serikat masih berada pada posisi pertama dengan perputaran ekonomi sebesar $ 17.42 trillion disusul oleh Eropa sebesar $ 13.40 trilliun, Cina $ 10.36 trilliun, Jepang $ 4.60 trilliun, Brazil $ 2.35 trilliun, India $ 2.07 trilliun, Rusia $ 1.86 trilliun, Kanada $ 1.79 trilliun, Australia $ 1.46 trilliun, Korea Selatan $ 1.41 trilliun, Mexico $ 1.28 trilliun dan Indonesia sebesar $ 0.89 trilliun atau $ 889 milliar dollar AS.

Rupiah sedang melemah terhadap USD dimana USD/IDR telah menembus Rp. 14,000/USD. Namun sebelumnya Rupiah menguat terhadap USD dari USD/IDR 17,500 pada saat krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997/1998 menguat sampai USD/IDR 8,500 pada tanggal 25 Juli 2011. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan Rupiah akan mencapai Rp. 17,500/USD kembali dan adalah hal yang masih wajar terkecuali Rupiah telah menembus dan melewati level Rp. 17,500.
Permasalahan yang muncul mungkin adalah ditembusnya level Rp. 14,000/USD berada diluar batas ambang yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Departemen Keuangan di dalam R-APBN dan APBN sehingga menjadi sorotan publik sehingga kedepan baik Bank Indonesia maupun Departemen Keuangan sejogyanya mengantisipasi hal tersebut akan tetapi juga harus didukung oleh DPR RI.
Melemahnya Rupiah terhadap USD tidak menjadi pegangan sepenuhnya sehingga perlu dilihat perkembangan Rupiah terhadap mata uang dengan ekonomi terbesar di dunia.
Rupiah berada pada posisi sedang menguat terhadap mata uang Eropa EUR dari sebelumnya EUR/IDR 17,000 pada tanggal 23 Desember 2013 melemah dan turun sampai Rp. 13,650/EUR pada tanggal 6 April 2015.
Kendatipun saat ini Rupiah sedang melemah ke level Rp. 16,000/EUR akan tetapi trend jangka panjang masih akan turun sehingga Rupiah masih akan menguat terhadap EUR. Namun demikian pergerakan mata uang Rupiah terhadap Yuan Cina justru menjadi perhatian penting. CNY/IDR secara konsisten bergerak keatas dan Rupiah secara terus-menerus melemah dan kini sudah mencapai Rp. 2,200/CNY.
Sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa Rupiah akan menguat ke Yuan Cina dan justru sebaliknya Rupiah masih akan tetap melemah terhadap Yuan. Rupiah relative stabil terhadap Yen Jepang (JPY) dengan trend jangka panjang Rupiah akan menguat setelah tertahan di level Rp. 122.50/JPY sebelumnya.
Rupiah tetap melemah terhadap Pound Sterling Inggris (GBP) dan kini sudah mencapai Rp. 21,600/GBP. Sama halnya dengan CNY, belum ada pertanda bahwa Rupiah akan menguat terhadap GBP dan kalaupun menguat hanya bersipat sementara.
Brazilian Reel telah melemah terhadap Rupiah dari sebelumnya Rp. 5,750/BRL kini berada di Rp. 3,800/BRL. Akan tetapi diperkirakan mata uang Brazil ini akan kembali menguat terhadap Rupiah kembali menuju Rp. 5,750/BRL. Dalam jangka panjang Rupiah masih tetap akan melemah terhadap Rupiah dan mengarah kepada INR 0.04/Rupiah. Perkembangan Rupiah terhadap mata uang Rusia tidak diperoleh data sementara Rupiah kembali menguat terhadap Dollar Kanada setelah sebelumnya sempat mencapai Rp. 11,400/CAD namun jangka panjang Rupiah akan menguat kembali.
Walaupun dollar Australia sedang terkoreksi terhadap Rupiah akan tetapi Rupiah akan tetap melemah terhadap AUD dan kembali menuju Rp. 11,000/AUD. Mata uang Korea Selatan sedang menguat terhadap Rupiah dan saat ini Rp. 11,600/WON. Diperkirakan Korean Won masih akan tetap menguat terhadap Rupiah. Perkembangan mata uang Rupiah terhadap mata uang Afrika Selatan tidak bisa dikaji karena tidak diperolehnya data.
Dari catatan diatas menunjukkan bahwa Rupiah melemah terhadap USD, CNY, GBP, WON, AUD, BRL, INR akan tetapi menguat terhadap EUR dan relative stabil terhadap JPY (Yen). Stabilnya Rupiah terhadap Yen Jepang dan menguatnya terhadap EUR Europa akan menahan laju melemahnya Rupiah terhadap dollar AS.
Akan tetapi perlu diingat bahwa jika Rupiah melemah terhadap Dollar AS dan menembus Rp. 17,500/USD maka Bank Indonesia perlu bekerjasama dengan Bank Sentral New York sebagai pelaksana dari bank sentral AS untuk melakukan intervensi.
Untuk menahan laju melemahnya Rupiah terhadap dollar AS maka Bank Indonesia perlu melakukan operasi pasar secara bertahap karena tidak mungkin dapat menahan penguatan dollar AS sehingga yang dapat dilakukan hanyalah memperlambat laju melemahnya Rupiah terhadap dollar AS.
Reaksi yang berlebihan dari Bank Indonesia justru akan menimbulkan kepanikan para pelaku pasar dan justru membuat Rupiah semakin anjlok nantinya. Publik-pun perlu diberi pengertian agar tidak justru memperkeruh pemberitaan demikian halnya DPR RI sebaiknya lebih memahami dan bekerjasama dengan Bank Indonesia terutama dalam keadaan seperti saat ini.
Pemerintah melalui Departemen Keuangan sedini mungkin untuk melakukan pengetatan anggaran dan sebaiknya menahan mega-mega proyek atau proyek-proyek ambisius yang pada umumnya tidak diketahui atau tidak diukur/dihitung baik kelayakan ekonomi maupun kelayakan keuangan dan hanya sebatas kelayakan tehnis.
Semua kekuatan anggaran sejogyanya diprioritaskan untuk mendorong kekuatan ekonomi kecil dan menengah karena pada gilirannya ekonomi besar bisa ambruk sebagaimana periode 1997/1998. Domestic resources for domestic consumption harus menjadi prioritas karena krisis yang sedang dan yang akan datang diperkirakan akan lebih parah dari 1997/1998. Sangat disesalkan kita terlalu dini mendorong reformasi PBB dan terlalu dini menyatakan cara-cara penyelesaian ekonomi oleh IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) telah usang dan sudah layak dibuang dan terlalu dini pula kita menyatakan melakukan reformasi struktur keuangan global pada saat keadaan ekonomi wilayah Asia sedang menuju krisis.
Nasi sudah menjadi bubur dan semoga pernyataan-pernyataan kita tersebut tidak menjadi kutipan dalam pertimbangan negara-negara sahabat disaat kita membutuhkan dukungan. Jangan kita lupa saat dimana IMF menyatakan menunda semua bantuan sampai terbentuknya pemerintahan baru dikala Presiden Habibie sedang memimpin. Keadaan kedepan penuh dengan ketidak pastian dan semoga saya salah memprediksikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar