Strategi Money Management Dengan Position Sizing - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Senin, 07 September 2015

Strategi Money Management Dengan Position Sizing

Thanks A Lot Of Martin SF For Sharing
Sejauh ini money management adalah komponen yang paling penting dari sistem trading. Inti money management adalah pengendalian resiko, dan strategi money management yang baik adalah jika resiko bisa ditekan serendah mungkin dengan output yang maksimal. Dalam trading forex money management tidak semudah yang dibayangkan karena faktor resiko di pasar jenis ini memang sangat tinggi.
money_management
Berbagai macam strategi telah dicoba untuk diterapkan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga tidak ada metode ataupun strategi tertentu yang paling tepat. Salah satu strategi money management dalam trading forex adalah dengan mengacu pada position size atau ukuran besarnya trade (lot, volume atau quantity). Strategi tersebut lazim dikenal dengan sebutan martingaleanti-martingale dan fixed fractional position sizing. Artikel ini akan mengulas kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi tersebut.
Strategi martingalePada abad ke 18 seorang matematikawan Perancis bernama Paul Pierre Levy menciptakan sebuah strategi untuk permainan judi yang ternyata memiliki rating sukses yang cukup tinggi. Caranya adalah dengan melipat gandakan nilai taruhan setiap kali kita kalah bertaruh. Idenya kita hanya membutuhkan satu kali menang untuk menutup semua kerugian kita. Diatas kertas strategi ini sangat meyakinkan, tetapi dalam prakteknya bisa menyebabkan uang kita ludes lebih cepat. Masalahnya adalah ketika terjadi kekalahan yang beruntun modal kita bisa habis sebelum kita mengalami kemenangan.

Bila diterjemahkan dalam trading forex, resiko untuk trade berikutnya kita perbesar setiap kali mengalami loss dengan penyesuaian pada position size-nya (ukuran lot, volume atau quantity). Risk/reward dari strategi ini cenderung menerapkan ratio 1:1 karena pada intinya metode ini adalah berusaha menutup kerugian secepat mungkin. Dengan demikian besarnya resiko adalah 50% dari portofolio kita. Hal ini akan menyebabkan drawdown atau persentasi kerugian kita tinggi.

Berikut ini contoh strategi martingale dalam trading yang bisa bekerja dengan efektif: Diasumsikan balance awal kita $ 100, risk/reward ratio = 1:1, resiko awal $ 10 dan akan kita gandakan setiap kali mengalami loss.


Trade pertama kita profit (win) sehingga balance kita bertambah menjadi $ 110. Dengan kondisi yang sama pada trade yang ke 2 kita loss sehingga balance kita kembali lagi ke $ 100. Dengan menggunakan strategi martingale, pada trade yang ke 3 resiko kita naikkan menjadi 2 kali, atau 2 x $ 10 = $ 20, risk/reward ratio tetap 1:1. Ternyata kita kembali loss sehingga balance kita berkurang $ 20 menjadi $ 80. Pada trade yang ke 4 nilai resiko kembali kita naikkan 2 kali menjadi 2 x $ 20 = $ 40 dan kita profit, sehingga balance kita bertambah $ 40 menjadi $ 120.

Contoh berikutnya adalah trading dengan strategi martingale yang berakhir tragis. Asumsi balance awal, risk/reward ratio dan besarnya resiko sama dengan contoh sebelumnya.


Trade pertama kita loss sehingga balance kita menjadi $ 90. Dengan resiko $ 20 trade ke 2 juga loss dan balance kita menyusut lagi menjadi $ 70. Pada trade ke 3 resiko kita 2 x $20 = $ 40 tetapi lagi lagi loss. Balance kita sekarang tinggal $ 70 - $ 40 = $ 30. Untuk menyesuaikan position size dengan resiko 2 x $ 40 = $ 80 dana kita sudah tidak mencukupi lagi, dan kita pertaruhkan sisa balance terakhir yang $ 30. Ternyata loss juga sehingga tamatlah account kita alias game over.

Seperti kita lihat pada contoh terakhir, hanya dibutuhkan 4 kali trade saja untuk menguras habis dana kita, oleh sebab itu banyak trader coach menganjurkan untuk menghindari menggunakan strategi ini terutama bagi para trader pemula. Alasan utamanya adalah karena dalam menentukan resiko sistem martingale ini menggunakan pola eksponensial.


Strategi anti-martingale
Seperti namanya, strategi ini adalah kebalikan dari strategi martingale. Pada strategi anti-martingale ini kita tidak menggandakan resiko setiap kali setelah mengalami loss, melainkan hanya menggandakan resiko setiap kali setelah kita profit. Pencipta ide strategi ini tentunya pernah merasakan pahitnya trading dengan strategi martingale hingga fokus pemikirannya berubah ke ’’biarkan profit Anda terus bertambah dan realisasikan kerugian Anda sedini mungkin’’ (’let your profits run and cut your losses short).

Namun demikian ada catatan penting dalam menerapkan strategi ini, yaitu:
1. Dengan menggandakan resiko setiap kali setelah mengalami profit, maka probabilitas untuk menderita kerugian yang lebih besar juga akan semakin tinggi, oleh sebab itu kita harus menggunakan risk/reward ratio yang lebih besar dari 1:1. Dan dari hasil trial and error, dianjurkan untuk menerapkan ratio 1:2. Hal ini untuk mencegah akibat kerugian beruntun yang terjadi setelah kita profit atau beberapa kali profit sehingga nilai resikonya akan semakin besar. 
Contoh sistem penggandaan resiko setiap kali setelah profit dengan risk/reward ratio 1:2, balance awal $ 100.


2. Untuk meminimalisir resiko setelah mengalami loss, maka position size diperkecil setengahnya, atau resiko dikurangi hingga 50% setiap kali setelah mengalami loss. Hal ini juga untuk menghindari drawdown yang besar setelah kerugian yang beruntun.
Berikut contoh penerapan strategi anti-martingale pada trade yang mengalami profit beruntun sebanyak 4 kali dan kerugian beruntun 3 kali. Risk reward ratio = 1:2. Balance awal $ 100.



Seperti tampak pada tabel diatas kita gandakan resiko setiap kali mengalami profit, hingga balance terakhir $ 400. Kemudian terjadi kerugian beruntun sebanyak 3 kali seperti berikut:



Dengan memperkecil resiko 50% setiap kali loss maka account kita masih bisa bertahan, bahkan masih bisa profit meski mengalami kerugian beruntun. Bandingkan jika kita tidak memperkecil position size, account kita akan terkena margin call.

Contoh strategi anti-martingale untuk trade yang mengalami profit dan loss bergantian. Risk/reward ratio = 1:2, balance awal $ 100.



Dalam perkembangan selanjutnya, risk/reward ratio tidak harus 1:2, melainkan fleksibel sesuai dengan kondisi pasar selama masih lebih tinggi dari 1:1. Demikian pula penurunan position size (ukuran lot, volume atau quantity) setelah mengalami loss tidak harus separuhnya (50%), melainkan juga fleksibel sesuai dengan kondisi balance dalam account Anda, tetapi persentasi penurunannya dianjurkan untuk tetap sama.

Seperti tampak pada contoh diatas, strategi anti-martingale jauh lebih aman dan lebih profitable dibandingkan strategi martingale. Hal ini disebabkan oleh risk/reward ratio yang lebih besar dari 1:1 dan penurunan resiko (pengurangan position size) setiap kali setelah mengalami loss. Dengan demikian maka besarnya resiko tidak naik secara eksponensial seperti pada strategi martingale yang bisa mengakibatkan drawdown yang sangat besar.

                                                        
Fixed Position Sizing
Ukuran position size yang tetap (fixed) biasanya disebut dengan aturan 2% (2% rule). Aturan ini adalah sistem money management dimana Anda hanya berani mengambil resiko maksimal sebesar 2% per trade dari portofolio trading Anda. Dengan cara ini Anda tetap akan menderita resiko yang proporsional bila terjadi kerugian beruntun (losing streak), tetapi tidak mengalami drawdown yang besar. Untuk menerapkan cara ini Anda harus menentukan besarnya resiko per trade dalam nilai uang sebelum menentukan ukuran lot atau volume trading Anda.
Sebagai contoh misalkan balance dalam account Anda yang masih bisa digunakan sebesar $500. Jika Anda menetapkan resiko per trade sebesar 2% artinya kerugian maksimal yang akan Anda tanggung per trade adalah 2% x $500 = $10. Jika Anda trading pada EUR/USD, GBP/USD atau AUD/USD dalam mini lot dimana nilai per pip-nya $1, dan resiko maksimal yang Anda tetapkan adalah 40 pip, maka nilai per pip yang mesti Anda ikuti adalah $10 / 40 = $0.25 sehingga ukuran lot trading Anda adalah $0.25 / $1 = 0.25 lot. Jika Anda trading dalam micro lot dimana nilai per pip-nya $0.1, maka ukuran lot trading Anda adalah $0.25 / $0.1 = 2.5 lot.

Banyak trader yang menggabungkan fixed position sizing yang 2% ini dengan strategi anti-martingale untuk memperoleh hasil trading yang optimal. Seperti cara pada strategi anti-martingale, ketika Anda loss maka resiko diperkecil hingga 50%, dan ketika profit maka untuk trade berikutnya resiko diperbesar hingga 2 kalinya, dan tetap menjaga besarnya resiko maksimum dalam nilai uang adalah 2% dari portofolio trading Anda.

Scaling In dan Scaling Out
Tujuan strategi money management yang paling utama adalah menemukan metode yang bisa membuat kerugian total sekecil mungkin dan keuntungan total yang maksimal. Tidak peduli berapa kali trader profit atau loss, yang  penting adalah berapa yang diperoleh ketika ia profit dan berapa nilai kerugiannya ketika loss. Salah satu cara untuk memaksimalkan potensi profit adalah dengan metode scaling in dan scaling out.

Scaling In
Metode scaling in adalah membuka banyak posisi pada berbagai level berbeda yang telah direncanakan. Pada umumnya trader forex akan entry pada keadaan seperti berikut:
1. Entry trade pada harga pasar sekarang 
2. Entry trade pada keadaan breakout
3. Entry trade pada keadaan pullback (retracement ataupun reversal)

Dengan metode scaling in, penambahan posisi entry berikutnya bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Entry trade pada harga pasar sekarang, scale in (tambah posisi) pada saat terjadi pullback atau breakout
2. Entry trade pada keadaan breakout, scale in pada saat pullback atau saat terjadi breakout yang kedua
3. Entry trade pada keadaan pullback, scale in pada saat breakout atau saat terjadi pullback yang kedua
Timing untuk entry pada scale in bisa menggunakan acuan level-level support, resistance, atau retracement Fibonacci. Selain itu bisa dikombinasikan dengan pola-pola chart (chart patterns) atau indikator teknikal.

Scaling Out
Metode scaling out adalah exit beberapa posisi trading pada level-level harga berbeda yang telah direncanakan sebelumnya. Scaling out berkaitan dengan posisi-posisi trading hasil dari scale in, dimana level stop dan target masing-masing posisi bisa berbeda, atau bisa juga exit dari akibat teknik trailing stop yang diterapkan.

(Bersambung)

Sumber : www.forexfraternity.com : Money Management Strategies           www.winnersedgetrading.com : Scaling In & Scaling Out in Forex

Tidak ada komentar:

Posting Komentar