Back To School "Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya" - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Minggu, 24 Januari 2016

Back To School "Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya"

Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya 
Pokok Bahasan 
* Konsep kebutuhan manusia 
* Inti masalah ekonomi/Kelangkaan  
* Pilihan (choice)  
* Biaya peluang  
* Skala prioritas  
* Permasalahan pokok ekonomi (apa, bagaimana, untuk siapa) 
* Sistem ekonomi  
 Konsep kebutuhan manusia 
Kata kebutuhan nampaknya tidaklah asing di telinga kita. Setiap manusia yang hidup pasti mempunyai kebutuhan untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari. Kebutuhan manusia pun beraneka ragam, tentunya akan berbeda kebutuhan manusia yang satu dengan kebutuhan manusia yang lain. Contohnya saja di dalam keluarga kita, kebutuhan kita pasti akan berbeda dengan kebutuhan orang tua kita dimana kita membutuhkan buku pelajaran untuk menunjang proses kita untuk menuntut ilmu di sekolah, sedangkan orang tua tidak membutuhkan buku pelajaran. 
Tau tidak guy’s? Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi, tanpanya aktivitas hidup manusia akan terganggu. Misalnya saja kebutuhan akan pakaian, kita bisa saja hidup tanpa mengenakan pakaian, namun kebayang gak? Klo kita harus beraktivitas sehari-hari tanpa menggunakan pakaian. Saat udara dingin, kita kedinginan. Saat terkena sinar matahari, kita kepanasan. Dan yang paling penting, kita akan merasa risih untuk berjalan keluar rumah,...hehehe,....oleh karenanya, kebutuhan adalah sesuatu yang harus kita penuhi dalam hidup. 
Mengapa kebutuhan itu selalu muncul? 
Selama kita hidup, kebutuhan pasti akan selalu muncul. Demikian karena sifat manusia yang tidak pernah merasa puas akan suatu hal. Alhasil kebuthan manusia akan menjadi tidak terbatas, yang mana kebutuhan manusia akan bertambah terus, baik macam, jumlah, dan mutunya. Kalian nyadar nggak? Setiap kali kalian membeli sesuatu untuk memenuhi kebutuhan kalian misalkan saja pakaian, terkadang kita beli pakaian awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan kita untuk melindungi tubuh, namun seiring waktu berjalan, kita pasti malu klo pake pakaian tidur ke sekolah apalagi ke mall, hehe,....mode n fashion terus berkembang dan semakin beragamlah kebutuhan manusia, hanya dari satu jenis kebutuhan lho yakni sandang belum lagi kebutuhan yang lainnya. 

Karena kebutuhan kita banyak dan akan semakin banyak dan semakin beragam dan tidak akan pernah berakhir, maka seyogyanya kita perlu bertindak rasional artinya kita harus berbuat sesuatu agar tidak melakukan pemborosan dalam memenuhi kebutuhan kita dan dapat bertindak seefisien mungkin dalam memenuhi kebutuhan kita.  
Oke, sekarang kita lanjut pembicaraan kita pada kebutuhan menurut ilmu ekonomi,.....toh kita khan sedang belajar ilmu ekonomi,....so kebutuhan yang akan dibahas disini yang kebutuhan menurut penjabaran dari ilmu ekonomi, dengan demikian diharapkan kita bisa lebih bijaksana dalam mengelola pemenuhan kebutuhan kita,. 

Ilmu ekonomi membagi kebutuhan menjadi beberapa jenis tergantung dari segi apa kebutuhan itu sendiri berasal.  
A. KEBUTUHAN MENURUT INTENSITAS KEGUNAANNYA 
Menurut intensitas kegunaannya kebutuhan manusia dibagi menjadi tiga kebutuhan yakni kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tertier. 

1) Kebutuhan Primer 
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan dasar yang paling utama dan harus dipenuhi oleh manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara wajar. Menurut ILO (International Labour Organization) bahwa kebutuhan primer adalah kebutuhan fisik minim masyarakat, berkaitan dengan kecukupan kebutuhan pokok setiap masyarakat, baik masyarakat kaya maupun miskin. Kebutuhan pokok ini meliputi kecukupan pangan dan gizi, sandang, perumahan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan sarana-sarana pendukung lainnya seperti transportasi, persediaan air minum, rasa aman, dan sebagainya. 

2) Kebutuhan Sekunder 
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang sifatnya melengkapi kebutuhan primer dan kebutuhan ini baru terpenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini bukan berarti tidak penting, karena sebagai manusia yang berbudaya, yang hidup bermasyarakat sangat memerlukan berbagai hal lain yang lebih luas dan sempurna, baik mengenai mutu, jumlah, dan jenisnya. Contoh kebutuhan sekunder antara lain televisi, kulkas, sepeda motor, dan kebutuhan-kebutuhan lain yang mendukung kebutuhan primer. 
3) Kebutuhan Tersier 
Kebutuhan tersier timbul setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Pada umumnya, kebutuhan tersier ini disebut kebutuhan mewah, karena pemenuhan kebutuhannya tertuju pada barang-barang mewah yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang berpenghasilan tinggi. Contohnya perhiasan berlian, rumah mewah, mobil mewah, dan lain-lain. Apabila seseorang dapat memenuhi kebutuhan tersiernya, maka dapat meningkatkan status sosial (prestise)nya di masyarakat.  
B. KEBUTUHAN MENURUT WAKTU PEMENUHANNYA 
Menurut waktu pemenuhannya, kebutuhan manusia dibagi menjadi empat yakni kebutuhan sekarang, kebutuhan yang akan datang, kebutuhan yang tidak diduga, dan kebutuhan sepanjang waktu. 

1) Kebutuhan Sekarang 
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga dan tidak dapat ditunda-tunda lagi agar manusia tidak mendapat kesulitan. Misalnya: obat untuk orang sakit, air minum untuk orang yang sedang dahaga, pakaian untuk sekolah, dan sebagainya. Contoh lain keadaan negara yang aman dan stabil merupakan kebutuhan sekarang, agar rakyat Indonesia dapat membangun negeri ini. 

2) Kebutuhan akan Datang 
Kebutuhan akan datang adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi pada hari esok. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, tidak akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup seseorang. Contohnya, tabungan. Seseorang yang menabung, berarti ia memenuhi kebutuhan yang akan datang.  
3) Kebutuhan yang Tidak Terduga 
Kebutuhan ini muncul jika sesuatu terjadi secara tidak terduga, yang sifatnya insidentil. Contohnya, orang yang tiba-tiba sakit, akan membutuhkan obat atau perlu periksa ke dokter.  
4) Kebutuhan Sepanjang Waktu 
Kebutuhan ini terjadi sepanjang waktu dan tidak ada batasannya. Contohnya, belajar menuntut ilmu.  
C. KEBUTUHAN MENURUT SIFATNYA 
Menurut sifatnya kebutuhan manusia dibagi menjadi dua jenis, yakni kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani  
1) Kebutuhan Jasmani 
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang secara alami dirasakan oleh fisik atau jasmani manusia. Kebutuhan ini meliputi seluruh kebutuhan yang sifatnya kebendaan misalnya kebutuhan akan makan, pakaian, olahraga, rumah, dan lain-lain.  
2) Kebutuhan Rohani 
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang sifatnya memperoleh kepuasan rohani. Kebutuhan ini tidak tampak secara nyata. Hanya orang yang bersangkutan yang merasa- kan secara langsung. Jika kebutuhan ini ter- penuhi manusia merasa secara batiniah terpuas- kan kebutuhannya dan ia akan merasa bangga, bahagia, senang ataupun perasaan gembira. Contohnya, mendapatkan kasih sayang, hiburan, rekreasi, menjalankan ibadah, dan lain-lain. 

D. KEBUTUHAN MENURUT SUBJEK YANG MEMBUTUHKAN 
Menurut subjek yang membutuhkannya kebutuhan manusia dibagimenjadi dua jenis, yaitu kebutuha individu dan kebutuhan sosial.  
1) Kebutuhan Individu 
Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang berguna untuk pemenuhan kepuasaan pribadi (perorangan). Contohnya, sebagai seorang pelajar kebutuhan pribadi kalian meliputi seragam, sepatu, buku, pensil, dan lain-lain.  
2) Kebutuhan Sosial 
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang jika dipenuhi bermanfaat untuk kepentingan orang banyak (kolektif). Kebutuhan ini berkaitan dengan kebersamaan, kesejahteraan, ketertiban, kenyamanan, kemakmuran, dan sebagainya. Contohnya, jalan raya, telepon umum, tempat ibadah, rumah sakit, dan lain-lain.  
Nah setelah kalian mengetahui pembagian kebutuhan, tentunya kalian penasaran kenapa kebutuhan manusia bisa berbeda-beda dan bermacam-macam pula? 
Demikian karena kebutuhan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni : 
a. Perbedaan Keadaan Wilayah 
Keadaan wilayah berkaitan dengan kondisi alam di berbagai daerah. Perbedaan kondisi alam di berbagai daerah menyebabkan perbedaan kebutuhan. Manusia akan membutuhkan barang dan jasa sesuai dengan kondisi wilayah di mana ia berada (bertempat tinggal). Coba, kalian bandingkan, orang yang tinggal di daerah pegunungan akan membutuhkan pakaian tebal untuk melindungi tubuhnya dari rasa dingin. Hal ini tentu berbeda, jika orang tersebut menetap di daerah pantai. Ia tidak akan membutuhkan lagi pakaian tebal, melainkan membutuhkan pakaian yang tipis menyesuaikan dengan suhu udara di pantai yang rata-rata panas. 

b. Tingkat Peradaban 
Kebutuhan manusia akan semakin beragam, jika peradabannya semakin tinggi. Perkembangan peradaban akan membawa pengaruh pada kebutuhan hidup manusia. Contohnya, dahulu jika seseorang ingin pergi ke suatu tempat harus berjalan atau dengan mengendarai kuda atau lembu dan sebagainya. Setelah peradaban maju, manusia dapat memanfaatkan hasil teknologi seperti sepeda, sepeda motor, mobil, atau pesawat. 

c. Agama 
Bermacam-macam agama yang ada, mengakibatkan timbulnya perbedaan kebutuhan. Contohnya, perayaan hari besar bagi umat Hindu akan membutuhkan barang-barang kebutuhan khusus, misalnya bunga dan buah-buahan. Sementara umat Buddha membutuhkan hoi dalam menjalankan ibadahnya. Demikian juga pada perayaan hari besar umat Kristen dan umat Islam. Mereka akan membutuhkan pohon natal saat hari natal, dan umat Islam akan membutuhkan ketupat saat Hari Raya Idul Fitri.  
d. Adat Istiadat 
Perbedaan kebutuhan juga dipengaruhi oleh adat istiadat daerah yang bersangkutan. Misalnya, adat pernikahan di Jawa akan berbeda dengan adat pernikahan di Bali ataupun di Minangkabau, sehingga barang-barang yang dibutuhkan berbeda pula. Acara-acara ritual di berbagai daerah juga membutuhkan barang-barang kebutuhan khusus.  
e. Perkembangan IPTEK 
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memegang peranan penting dalam mempengaruhi beragamnya jenis kebutuhan manusia. Orang yang berada di tempat dengan perkembangan IPTEK yang pesat akan berbeda dengan orang yang tinggal di daerah yang IPTEk nya biasa-biasa saja. Contoh konkretnya orang yang tinggal di pedesaan menganggap kepemilikan perangkat komputer adalah sesuatu yang mewah, namun orang yang tinggal di perkotaan dengan perkembangan IPTEK yang pesat akan menganggap kepemilikan perangkat komputer sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang kehidupannya dalam memperoleh informasi dan menunjang kehidupannya sehari-hari.  
Dengan apa kita dapat memnuhi kebutuhan kita yang beragam? 
Kita dapat memenuhi kebutuhan kita yang banyak dan beragam dengan cara mengkonsumsi aneka alat pemuas kebutuhan. Apa itu alat pemuas kebutuhan? Alat pemuas kebutuhan merupakan sesuatu yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekonomi membagi alat pemuas kebutuhan menjadi dua jenis yakni barang dan jasa.  
A. BARANG 
Barang merupakan alat pemuas kebutuhan yang berupa produk dalam bentuk fisik yang jika dikonsumsi akan memberikan nilai tambah bagi yang mengkonsumsinya. Barang sebagai alat pemuas kebutuhan memiliki beberapa ciri, yaitu : 
Berwujud 
Memiliki nilai dan manfaat yang dapat dirasakan saat dikonsumsi 
Nilai, manfaat dan bendanya sendiri akan berkurang atau bahkan habis saat dikonsumsi 

Macam-macam barang dapat dikelompokan sebagai berikut : 
a. Barang Pemuas Kebutuhan Menurut Kelangkaannya 
Menurut kelangkaannya (cara mendapatkannya), barang pemuas kebutuhan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu barang ekonomi, barang bebas, dan barang illith. 
1) Barang Ekonomi 
Barang ekonomi adalah barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia dan untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan tertentu. Contohnya, untuk memperoleh baju, kita harus mem- belinya di toko baju. Kesediaan mengeluarkan uang untuk membeli baju di toko merupakan suatu pengorbanan. 
2) Barang Bebas 
Barang bebas atau barang nonekonomi adalah barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya melimpah sehingga untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan tertentu. Contohnya, air, udara, sinar matahari, dan lain-lain. Air termasuk barang bebas karena dapat di- gunakan tanpa dipungut biaya, namun air akan menjadi barang ekonomi bila dikemas dalam kemasan tertentu sehingga untuk mendapatkan- nya diperlukan biaya. 
3) Barang Illith 
Barang illith adalah barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya sangat berlimpah, sehingga cenderung merugikan kehidupan manusia. Contohnya, air. Air dapat menjadi barang ekonomi dan barang bebas, serta juga dapat menjadi barang illith. Dikatakan menjadi barang illith apabila jumlahnya sangat banyak dan akan menyebabkan banjir sehingga dapat membahayakan hidup manusia. 

b. Barang Menurut Tujuan Penggunaannya 
Menurut tujuan penggunaannya, barang pemuas kebutuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu barang konsumsi dan barang produksi. 
1) Barang Konsumsi 
Barang konsumsi adalah barang siap pakai yang langsung dapat digunakan tanpa melalui proses pengolahan lagi. Dengan kata lain, barang yang langsung dapat digunakan untuk memuaskan (memenuhi) kebutuhan. Contohnya, sepeda motor, sepatu, minuman, minyak tanah, dan lain-lain. 
2) Barang Produksi 
Barang produksi adalah barang yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang lain (baru). Contohnya, mesin, bahan baku, truk, alat-alat kantor, dan lain-lain.  
c. Barang Menurut Proses Pembuatannya 
Barang menurut proses pembuatannya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi. 
1) Bahan Mentah 
Bahan mentah adalah bahan yang belum pernah mengalami proses pengolahan. Bahan mentah disebut juga bahan baku. Contohnya: a) dari hasil tambang; minyak bumi, tembaga, timah, perak, batu bara, dan lain-lain. b) dari hasil hutan; kayu, damar, rotan, dan sebagainya. c) dari perkebunan; teh, tembakau, kopi, dan sebagainya. d) dari hasil pertanian; padi, palawija, sayuran, dan sebagainya 
2) Bahan Setengah Jadi 
Bahan setengah jadi adalah bahan yang sudah diolah tetapi belum menjadi produk akhir. Agar menjadi bahan siap pakai perlu pengolahan lebih lanjut. Contohnya, benang; bila diolah lebih lanjut akan menjadi kain. Kain bila diolah lebih lanjut akan menjadi baju yang siap pakai. 
3) Bahan Siap Pakai (Bahan Jadi) 
Bahan jadi adalah bahan yang siap dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan. Contohnya, tas, sepatu, baju, dan sebagainya.  
d. Barang Menurut Hubungannya dengan Barang Lain 
Menurut hubungannya dengan barang lain, barang pemuas kebutuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu barang komplementer dan barang substitusi.  
1) Barang Komplementer 
Barang komplementer adalah barang pemuas kebutuhan yang berguna atau bermanfaat jika dipakai bersama-sama dengan barang lain. Apabila barang- barang tersebut tidak digunakan bersama-sama, salah satu di antaranya kurang berguna. Contohnya, sepeda motor atau mobil tidak akan dapat berjalan jika tidak digunakan dengan bensin. Kompor gas, tidak akan berguna jika tidak dipakai dengan gas. Bolpoint tidak akan dapat digunakan bila tidak ada tinta.  
2) Barang Substitusi 
Barang substitusi adalah barang pemuas kebutuhan yang saling menggantikan fungsinya, artinya suatu barang yang dalam pemakaiannya dapat menggantikan barang lain. Contohnya, jika tidak ada bolpoint untuk menulis, dapat diganti dengan pensil. Bila tidak ada sepatu dapat diganti sandal. Bila tidak ada komputer, dapat diganti dengan mesin ketik. 
e. Barang Menurut Segi Jaminannya 
Menurut segi jaminannya, barang pemuas kebutuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu barang bergerak dan barang tidak bergerak. 
1) Barang Bergerak 
Barang bergerak adalah barang yang dapat dipindahkan tempat- nya dan biasanya dapat digunakan sebagai jaminan untuk mem- peroleh kredit jangka pendek ( + 1 tahun). Contohnya, barang- barang elektronik seperti TV, tape, komputer, dan lain-lain. 
2) Barang Tidak Bergerak 
Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat dipindah- pindahkan tempatnya dan biasanya dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit jangka panjang. Contohnya, tanah, rumah, gedung-gedung perkantoran, sawah, dan sebagainya.  
B. JASA 
Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan). Jasa sebagai alat pemuas kebutuhan memiliki beberapa ciri, yaitu : 
Tidak berwujud dan tidak dapat diraba 
Dapat dirasakan 
Bila digunakan tidak habis 

Menurut Converse, macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut: 
a. Personalized services 
Personal services adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur, salon kecantikan, laundry, foto. Sementara itu, yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa antara lain adalah, lokasi yang baik, menyediakan fasilitas dan suasana yang menarik, serta nama baik yang bersangkutan. Dalam marketing personal services diusahakan supaya timbul semacam patronage motive yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contohnya patronage ini bisa timbul di dalam usaha laundries, karena kebersihan, layanan yang ramah tamah serta baik, dan sebagainya. 

b. Financial services 
Financial services terdiri dari: 
1) Banking services (Bank). 
2) Insurance services (Asuransi). 
3) Investment securities (Lembaga penanaman modal). 
4) Public utility and Transportation services. 

Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah, misalnya perusahaan listrik, air minum. Para pemakainya terdiri dari: Domestic consumer (konsumen lokal), Commercial and office (perkantoran dan perdagangan), Municipalities (kota praja, pemda). Sedangkan dalam transportation services, meliputi: angkutan kereta api, kendaraan umum, pesawat udara, dsb. Pelayanan disini ditujukan untuk angkutan penumpang dan angkutan barang. 
c. Entertainment 
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang olahraga, bioskop, gedung-gedung pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai adalah sistem penyaluran langsung dimana karcis dijual di loket-loket. 
d. Hotel services 
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan sebagainya. 
 Inti Masalah Ekonomi (Kelangkaan) 
Kebutuhan manusia yang banyak dan beragam itu, tidak selalu terpenuhi oleh manusia. Di sinalah timbul konsep kelangkaan (scarcity). Kelangkaan disini maksudnya tidak berarti segala sesuatu itu sulit diperoleh atau langka. Kelangkaan disini maksudnya adalah adanya ketidakseimbangan antara jumlah kebutuhan manusia dengan sumber daya ekonomi yang ada (alat pemuas kebutuhan yang ada). 

Mengapa kelangkaan dapat terjadi? 
Kelangkaan dapat terjadi disebabkan oleh dual hal, yakni sumber-sumber daya ekonomi (alat pemuas kebutuhan) yang terbatas jumlahnya dan kebutuhan manusia yang meningkat lebih cepat daripada ketersedian sumber-sumber daya ekonomi (alat pemuas kebutuhan).  
Kelangkaan menurut ilmu ekonomi mengandung dua pengertian, yaitu: 
1. langka karena jumlahnya tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan. 
Maksudnya disini adalah alat pemuas kebutuhan memiliki jumlah yang terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan. Misalnya banyak orang yang membutuhkan minyak tanah akan tetapi jumlah pasokan minyak tanah terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan setiap orang yang membutukannya. 
2. langka karena untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan. 
Maksudnya disini adalah diperlukan suatu pengorbanan untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan. Misalnya saja ketika kita membutuhkan bahan bakar untuk memasak katakan bahan bakar itu gas LPG, maka kita harus berkorban untuk medapatkan gas LPG tersebut katakanlah mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkannya, sedangkan uang yang kita miliki pun terbatas. 

Berdasarkan itulah, maka kita dituntut untuk melakukan pilihan (choice) diantara alternatif-alternatif yang ada dan paling menguntungkan dari alat pemuas kebutuhan tertentu untuk memenuhi kebutuhan kita. 
 Pilihan (Choice) 
Timbulnya kelangkaan membuat individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan tidak bisa mendapat semua yang mereka inginkan sehingga mereka harus membuat pilihan. Pada setiap kegiatannya, mereka harus menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif pilihan yang telah dibuat. Pilihan-pilihan tersebut meliputi pilihan dalam mengonsumsi dan pilihan dalam memproduksi. Tujuannya adalah agar sumber-sumber daya ekonomi yang tersedia digunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kepuasan yang paling maksimal pada individu dan masyarakat.  
1. Pilihan dalam Mengonsumsi 
Pada hakikatnya kegiatan untuk membuat pilihan dapat dilihat dari dua segi. Pertama dari segi penggunaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki dan kedua, dari segi mengonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Setiap individu harus memikirkan cara terbaik dalam meng- gunakan sumber-sumber daya ekonomi yang dimilikinya. Usaha ini bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan yang akan dinikmatinya dengan menggunakan sumber-sumber daya ekonomi yang dimilikinya tersebut. Dengan demikian, pendapatan yang diterima dari penggunaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap individu dapat menentukan jenis-jenis dan jumlah barang yang akan dibeli. 

2. Pilihan dalam Memproduksi 
Pilihan dalam memproduksi biasanya dilakukan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan individu, perusahaan lain, dan pemerintah. Pemilik-pemilik perusahaan menjalankan kegiatannya untuk mencari keuntungan, dan keuntungan maksimal hanya akan didapat apabila pemilik-pemilik (pemimpin) perusahaan membuat pilihan yang teliti atas jenis barang dan jasa yang akan dijualnya, dan jenis-jenis serta jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakannya. 

Biaya Peluang (opportunity cost) 
Biaya peluang muncul, karena adanya pilihan yang dilakukan individu-individu, perusahaan, dan masyarakat atas kelangkaan yang dihadapi. Seperti diketahui, sumber-sumber daya ekonomi yang tersedia sangat terbatas, sehingga memaksa manusia untuk melakukan pilihan dalam kehidupannya. Pilihan yang dibuat akan mengakibatkan pengorbanan pada pilihan yang lain, dan timbulah biaya peluang. 
Biaya peluang adalah biaya yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi tujuan tertentu, yang diukur dengan manfaat yang dilepasnya karena tidak menggunakannya untuk tujuan lain. Sederhananya biaya peluang adalah biaya yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang lain. 
Contohnya, ketika lulus SMA Farida mendapat dua tawaran pekerjaan. Tawaran pertama sebagai pelayan toko di dekat rumah dengan gaji Rp. 400.000,- per bulan. Sedang tawaran lain sebagai pramusaji si sebuah rumah makan di kotanya dengan gaji Rp. 900.000,- per bulan. Dengan beberapa pertimbangan, diantaranya ingin dekat dengan keluarga, akhirnya Farida memutuskan bekerja sebagai pelayan toko. Dengan mengambil keputusan sebagai pelayan toko, berarti Farida telah menghilangkan peluang untuk bekerja sebagai pramusaji yang sebenarnya bisa memberikan pendapatan sebesar Rp 900.000,- per bulan. Dengan demikian, biaya peluang yang ditanggung Farida dengan memilih bekerja sebagai pelayan toko adalah sebesar Rp.900.000,- per bulan. 
Intinya dalam pengambilan keputusan biaya peluang tergantung pada tujuan dan situasi individu yang bersangkutan.  
Contoh lainnya : 
Adi memiliki uang sebesar Rp. 700.000,-. Adi bermaksud untuk membeli pakaian model terbaru yang harganya Rp. 250.000,- dan buku novel untuk melengkapi koleksi buku novelnya, berhubung hobi adi adalah membaca. Dengan demikian beberapa kemungkinan Adi dalam membelanjakan uangnya terpampang pada tabel simulasi biaya peluang berikut : 
Gambar 
Dari keempat kombinasi diatas awalnya Adi akan mengambil pilihan A, karena ia akan mendapatkan 1 setel pakaian baru dan 11 buku novel koleksi baru serta masih memiliki uang sisa sebesar Rp. 10.000,- yang akan ia pergunakan untuk membeli cemilan di rumah nanti malam. Namun karena ia melihat ada pakaian gaun yang bagus dan harganya menarik yakni Rp. 250.000,- maka Adi memutuskan untuk membelikan pacarnya Zaskia pakaian gaun tersebut. Sehingga adi hanya mendapatkan 2 stel pakaian dan 5 buah koleksi novel baru. Dengan demikian biaya peluang untuk membeli baju gaun yang ditanggung adi adalah seharga 11 -5 buku = 6 buku + Rp. 10.000,- atau setara Rp. 40.000,- x 6 = Rp. 240.000,- + Rp. 10.000,- = Rp. 250.000,-. 

Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan beberapa point hal penting : 
Biaya peluang muncul karena adanya hukum kelangkaan 
Hukum kelangkaan mengharuskan kita untuk memilih atau menentukan prioritas dalam memenuhi kebutuhan 
Biaya peluang merupakan biaya yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang lain 
Biaya peluang dapat dihitung dengan dua cara, yaitu : 
Bila ada dua pilihan, biaya peuang dihitung dari nilai peluang yang dikorbankan atau yang tiak dipilih 
Bila ada lebih dari dua pilihan, biaya peluang dihitung dari nilai peluang terbaik yang dikorbankan atau yang tidak dipilih 
 Skala Prioritas 
Di ekonomi kita mempelajari bahwa dalam memenuhi kebutuhannya, manusia dihadapkan pada masalah kelangkaan, yakni kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan tetapi alat pemuas kebutuhan yang tersedia terbatas. Masalah kelangkaan inilah yang memaksa kita untuk melakukan pilihan (choice) alternatif-alternatif untuk mengambil keputusan sehingga kebutuhan kita yang banyak itu bisa terpenuhi. 

Bagaimana cara kita menentukan pilihan yang tepat? 
Dalam menentukan pilihan, kita haruslah berpikir secara rasional dalam mengambil keputusan dan mengesampingkan tindakan-tindakan irasional dalam mengambil keputusan. Artinya disini, kita harus menggunakan akal sehat kita dalam mengambil keputusan sehingga kita dapat mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya antara pengorbanan yang diberikan dan manfaat yang diperoleh. 
Steven R. Covey menawarkan tabel skala prioritas yang dapat kita gunakan untuk menentukan kebutuhan mana yang harus kita dahulukan, mengingat sumber daya yang kita miliki terbatas untuk memenuhi kebutuhan kita yang banyak dan beraneka ragam. 
Gambar 
Gambar skala prioritas  
Dalam tabel skala prioritas terdapat empat kuadran yakni: 
Kuadran I : merupakan kuadran yang mewakili kebutuhan yang penting dan mendesak untuk dipenuhi 
Kuadran II : merupakan kuadran yang mewakili kebutuhan yang penting tapi kurang mendesak untuk dipenuhi 
Kuadran III : merupakan kuadran yang mewakili kebutuhan yang kurang penting namun mendesak untuk dipenuhi 
Kuadran IV : merupakan kuadran yang mewakili kebutuhan yang tidak penting dan tidak mendesak 
  
Selain menggunakan tabel skala prioritas, kita juga dapat menggunakan “nilai pengaruh” atau skala dari setiap kebutuhan yang kita perlukan. Kita dapat menggunkan skala 1 sampai dengan 10 untuk setiap kebutuhan yang kita perlukan sesuai dengan tingkat kepentingannya, dimana artinya nilai 1 berarti kebutuhan tersebut tidak penting dan nilai 10 berarti kebutuhan tersebut sangatlah penting. 
Prinsip ekonomi dapat kita gunakan untuk menentukan mana prioritas kebutuhan kita yang lebih penting sampai yang kurang penting. Masih ingat khan prinsip ekonomi? Prinsip ekonomi merupakan pedoman bagi kita untuk melakukan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan tingkat kerugian yang paling rendah diantara kemungkinan yang ada.  
Dengan demikian kita dapat membuat kesimpulan, dalam membuat skala prioritas kita dapat membuat langkah-langkah sebagai berikut : 
Menuliskan kebutuhan kita dalam suatu daftar kebutuhan 
Mengelompokan kebutuhan kita dari segi kepentingannya 
Membuat keputusan kebutuhan mana yang akan kita penuhi terlebih dahulu. 

Berikut contoh untuk menentukan skala prioritas menggunakan alat tabel skala prioritas : 
Kebutuhan Budi untuk sekolah di bulan Juli yaitu : 
Membeli buku dan alat tulis untuk keperluan belajar 
Membeli buku pelajaran 
Membeli tas sekolah baru dengan model terbaru 
Membeli LKS dari guru 
Membeli sepatu baru karena sepatu lama sudah rusak 
Menyiapkan ongkos untuk ke sekolah per harinya Rp. 10.000,-  
Untuk menentukan kebutuhan mana yang lebih utama untuk dipenuhi, maka Budi membuat tabel skala prioritas sebagai berikut : 
GambarGambar contoh skala prioritas 

Dari tabel skala prioritas di atas maka budi dapat membuat keputusan : 
Membeli buku dan alat tulis harus dipenuhi terlebih dahulu karena itu sangat penting dan mendesak 
Ongkos adalah kebutuhan kedua yang harus dipenuhi, karena Budi tidak mau berjalan kaki ke sekolah, jadi dia harus menyiapkan ongkos selama sebulan dan anggaran tersebut tidak boleh terpakai untuk anggara lain 
Membeli buku pelajaran dan LKS adalah prioritas selanjutnya yang harus dipenuhi, karena walaupun tidak mendesak, harus tetap dipenuhi agar proses belajar Budi nantinya tidak terganggu 
Walaupun membeli sepatu tidak penting, namun merupakan prioritas selanjutnya untuk dipenuhi, karena mau tiak mau Budi harus mengganti sepatunya karena sudah tidak nyaman dipakai, tapi kalo anggarannya atau uangnya tidak mencukupi, toh sepatu lama masih bisa digunakan 
Nampaknya Budi harus mengesampingkan niatnya untuk membeli tas baru karena tas lama masih bagus untuk digunakan, namun jika masih ada sisa anggaran ia akan membeli tas baru tersebut 

Berikut contoh jika Budi akan menggunakan pendekatan nilai pengaruh untuk menentukan skala prioritas kebutuhan sekolahnya : 
Kebutuhan Budi untuk sekolah di bulan Juli yaitu : 
Membeli buku dan alat tulis untuk keperluan belajar nilai skor 10 
Membeli buku pelajaran nilai skor 7 
Membeli tas sekolah baru dengan model terbaru nilai skor 4 
Membeli LKS dari guru nilai skor 8 
Membeli sepatu baru karena sepatu lama sudah rusak nilai skor 5 
Menyiapkan ongkos untuk ke sekolah per harinya Rp. 10.000,- nilai skor 9 
 Dengan demikian skala prioritas budi dlam memenuhi kebutuhannya adalah sebagai berikut : 
Membeli buku dan alat tulis untuk keperluan belajar 
Menyiapkan ongkos untuk ke sekolah per harinya Rp. 10.000,- 
Membeli LKS dari guru 
Membeli buku pelajaran 
Membeli sepatu baru karena sepatu lama sudah rusak 
Membeli tas sekolah baru dengan model terbaru 
 Permasalahan Pokok Ekonomi 
Berangkat pada kenyataan bahwa kebutuhan manusia yang tidak terbatas jumlahnya, dengan alat pemuas yang terbatas jumlahnya sehingga menimbulkan kelangkaan maka akan timbul suatu permasalahan ekonomi yaitu bagaimana dengan sumber-sumber daya yang terbatas manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang banyak dan beraneka ragam itu. Masalah ekonomi ini dihadapi oleh perorangan, keluarga, perusahaan, bangsa, dan negara secara keseluruhan bahkan dunia internasional. 
Dengan demikian manusia harus selalu memikirkan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam memecahkan masalah ekonomi yang dihadapinya tersebut. 
Adapun masalah ekonomi yang dihadapi manusia, pada dasarnya meliputi tiga persoalan pokok, yaitu : 
Barang dan jasa apa yang harus diproduksi (what)? 
Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (how)? 
Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)?  
1. Menentukan Barang dan Jasa yang Harus Diproduksi 
Persoalan ini merupakan faktor penting terutama dalam menentukan corak peng- gunaan faktor-faktor produksi, sehingga barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi dan berapa banyak jumlahnya dapat di- tentukan. Barang dan jasa yang dihasilkan sangat banyak jenisnya. Sementara itu sumber daya terbatas jumlahnya sehingga masyarakat (dalam hal ini yang dimaksud adalah produsen) harus menentukan pilihan- pilihan, manakah yang harus dipilih untuk diproduksi. 
Setelah memutuskan hal tersebut, masyarakat harus memutuskan berapa jumlah yang harus diproduksi. Dengan demikian pengalokasian sumber daya (faktor produksi) dapat ditentukan. Keputusan-keputusan yang diambil ini tidak lain adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Contohnya, dengan memiliki modal sebesar Y, apakah dapat mendatangkan keuntungan maksimal sebesar X? Apakah sebaiknya modal Y digunakan untuk memproduksi T-shirt ataukah jaket? Produk mana yang lebih disukai konsumen? Manakah yang harus dipilih untuk diproduksi agar mendapat keuntungan maksimal?  
2. Menentukan Cara Barang dan Jasa Diproduksi 
Setidaknya timbul empat pertanyaan yang timbul ketika akan menentukan cara barang dan jasa diproduksi, yaitu : 
Bagaimana proses produksi dilakukan? 
Siapa yang melaksanakan proses produksi? 
Teknik apa yang digunakan dalam proses produksi? 
Sumber daya apa saja yang digunakan dalam proses produksi?  
Hal-hal di atas dimaksudkan agar terjadi efisiensi selama proses produksi. Masalah efisiensi merupakan salah satu faktor yang akan dijadikan dasar dalam melakukan pemilihan. Pilihan akan diletakkan pada cara memproduksi yang mampu untuk menciptakan barang dan jasa dengan cara yang paling efisien. Masalah efisiensi dalam proses produksi tidaklah terbatas pada efisiensi dari segi teknik dan kombinasi sumber daya yang digunakan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya jumlah permintaan.  
Apabila permintaan sangat besar, maka penggunaan teknik yang modern akan menaikkan efisiensi. Namun jika permintaan tidak terlalu banyak maka penggunaan teknik produksi yang lebih sederhana akan menciptakan efisiensi yang lebih baik. Apabila terjadi efisiensi dalam proses produksi maka produksi dapat berjalan dengan lancar serta menghasilkan keuntungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya, pada proses produksi batik tulis, penggunaan tenaga kerja yang banyak akan lebih baik dibandingkan bila menggunakan tenaga mesin karena batik tulis tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan tenaga mesin.  
Proses produksi seperti ini akan berdampak tersedianya lapangan kerja dalam jumlah besar sehingga mengurangi pengangguran. Berbeda dengan proses produksi padat modal yang mengandalkan tenaga mesin dan peralatan canggih lainnya, memang pada dasarnya memberi keuntungan pada proses produksi yaitu dapat dilakukan dengan lebih cepat, murah, dan efisien. Namun, hal ini akan menimbulkan banyak pengangguran, karena kesempatan kerja menjadi hilang. 
Hal sama akan terjadi, bila kegiatan produksi beralih pada bidang lain. Contohnya, apabila proses produksi batik tulis yang menggunakan padat karya diganti dengan produksi padat modal misalnya produksi cat yang efisiensi lebih tinggi karena meng- gunakan mesin, maka dapat dipastikan pengangguran akan terjadi karena hilangnya kesempatan kerja bagi tenaga kerja. 

3. Menentukan untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi 
Permasalahan ini terkait dengan pendistribusian barang dan jasa kepada masyarakat, yaitu untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi, siapa saja yang memperoleh manfaat atau menikmati barang dan jasa tersebut, serta apakah barang dan jasa tersebut ditujukan pada masyarakat umum ataukah pada segmen pasar tertentu (khusus)? 
  
Sistem Perekonomian 
Sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara, aturan, dan kebiasaan-kebiasaan yang umum diterima dalam masyarakat yang mengatur dan mengoor- dinasikan perilaku warga masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, dan sebagainya) dalam men- jalankan kegiatan ekonomi (produksi, perdagangan, konsumsi, dan sebagainya) sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis. Oleh karenanya, sistem ekonomi dinilai dapat menjawab masalah ekonomi, apa (what), bagaimana (how), dan untuk siapa (for who).  
Sebelum dikenal sistem ekonomi, dalam perekonomian dikenal tiga pola dasar koordinasi, yaitu: 
Tradisi; bahwa kegiatan ekonomi didasarkan pada adat kebiasaan yang diwariskan dari nenek moyang. 
Pasar; bahwa pasar berfungsi sebagai koordinator yang mengatur, menggerakkan, dan mengoordinasikan seluruh kegiatan ekonomi masyarakat melalui mekanisme harga. Hal ini berkaitan dengan falsafah neo-liberalisme, kapitalisme, usaha swasta, pasar bebas, dan kebebasan individu. 
Negara; negara dengan peraturannya dari atas, menjadi koordinator, pilot, dan kompas seluruh kehidupan ekonomi. Hal ini berkaitan dengan falsafah Marxisme komunisme, bisa juga elit politik feodal yang berkuasa. 

Dalam sejarah perkembangan ekonomi, berabad-abad lamanya kegiatan ekonomi diberbagai negara diatur oleh adat kebiasaan dalam sebuah perekonomian tradisional. Ekonomi tradisional terdapat pada masyarakat yang kehidupannya masih sangat sederhana. Umumnya, aktivitas mereka dilakukan dengan cara yang sederhana dan didasarkan pada kebiasaan dan adat istiadat secara turun temurun. Secara konseptual, ekonomi tradisional adalah ekonomi yang didasarkan pada tradisi, adat, dan kebiasaan. Jawaban untuk masalah ekonomi mengenai apa yang harus diproduksi, bagaimana memproduksi, dan untuk siapa barang diproduksi ditentukan oleh tradisi. 

Pada ekonomi tradisional, teknik produksi dipelajari dan digunakan secara turun temurun dan bersifat sederhana, sehingga modal yang dibutuhkan dalam proses produksi hanya sedikit. Selain itu dalam ekonomi tradisional belum mengenal pembagian kerja. Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran, sehingga kegiatan ekonomi pun bertumpu pada sektor agraris. 

Dalam masyarakat feodal, kekuasaan ekonomi terpusat ditangan raja dan elite bangsawan. Mereka menuntut upeti dan kerja paksa dari bawahan- nya untuk kepentingan raja dan istana tanpa memikirkan kepentingan rakyat. Sebagai imbalannya, raja bertanggung jawab atas keamanan daerah kekuasaannya. Kegiatan produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. 

Ekonomi tradisional, sekarang ini hanya dianut oleh sebagian kecil negara- negara di dunia. Contohnya, dapat ditemukan di Artik, Canada, Patagonia, dan juga di banyak negara kurang berkembang, aspek-aspek penting perilaku ekonomi masih diatur oleh pola tradisional. Contoh kegiatan ekonomi tradisional antara lain: mengolah sawah dengan bajak, memancing (menangkap ikan), berkebun, beternak, dan membuat kerajinan tangan. 

Pada abad pertengahan, kehidupan ekonomi mulai diatur oleh gilde, yaitu semacam serikat pekerja yang mengatur produksi, harga, persaingan, dan kesempatan kerja untuk setiap cabang produksi. Dan ketika negara- negara di Eropa mulai terbentuk, pemerintah feodal mulai merasa berkepentingan untuk memajukan perekonomian nasional. Langkah yang diambil ialah dengan mulai mengatur perdagangan internasional, produksi untuk ekspor, dan pembayar- an antarnegara. Untuk itu dikeluarkan berbagai peraturan yang sangat ketat dan mendetail. Bentuk campur tangan ini dikenal dengan nama merkantilisme.  
Akhir abad ke-18, pada waktu revolusi industri mulai bermunculan pabrik- pabrik besar, dan perdagangan internasional pun semakin meluas. Dengan terlalu banyaknya peraturan dari pemerintah yang dirasa terlalu mengekang maka muncullah pandangan bahwa pemerintah sebaiknya membatasi diri pada bidang keamanan dan ketertiban saja, dan diharapkan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada konsumen dan produsen untuk mengurus kepentingan ekonominya sendiri. Aturan ini akhirnya dikenal dengan nama liberalisme. 

Setiap negara akan mengatur dan mengoorganisir kehidupan ekonominya sesuai pandangan politik, ideologi ekonomi, dan nilai-nilai budaya dari masyarakatnya. Dengan demikian tidak ada satupun negara yang memiliki sistem ekonomi yang sama. Dari sejarah perkembangan ekonomi, akhirnya timbul beberapa sistem ekonomi yang penerapannya berkembang dari pemikiran para ahli ekonomi. 
Sistem ekonomi yang dianut diberbagai negara merupakan hasil per- kembangan sejarah serta tanggapan suatu bangsa atas pergolakan zaman serta penerapan pemikiran para ahli ekonomi. 

Ditinjau dari sudut organisasi perekonomian, sistem ekonomi dalam perekonomian suatu negara dapat dibedakan menjadi tiga macam sistem ekonomi, yaitu sistem ekonomi perencanaan terpusat (government planned economy), sistem ekonomi pasar (market system), dan sistem ekonomi campuran (mixed economy system).  
1. Sistem Ekonomi Sosialis 
Sistem perekonomian sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang segala kegiatan ekonominya dilakukan oleh pemerintah pusat. Semua pokok permasalahan ekonomi diatasi oleh pemerintah pusat, mulai dari masalah penentuan apa dan berapa jumlah barang yang harus diproduksi, bagaimana barang dan jasa diproduksi, sampai pada persoalan untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi. Sistem ini beranggapan bahwa kegiatan ekonomi yang dipegang oleh masyarakat secara bebas akan menimbulkan kemiskinan, ketidakadilan, dan pengangguran. Sehingga untuk mengatasi keadaan tersebut, maka pemerintah berkeyakinan akan menjamin kelancaran kegiatan ekonomi secara lebih efisien agar mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkannya. 

Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah: 
seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, konsumsi, sampai distribusi seluruhnya diatur oleh pemerintah pusat; 
hak milik barang-barang modal ada di tangan pemerintah sehingga tidak ada hak milik perorangan, kecuali untuk barang-barang yang sudah diberikan kepada masyarakat; 
tidak ada kebebasan bagi rakyatnya untuk bekerja dan menguasai barang-barang hasil produksinya sebab semuanya milik negara; dan 
semua pengusaha, buruh, dan orang-orang yang turut melaksanakan produksi pada hakikatnya adalah pegawai negeri.  
2. Sistem Ekonomi Kapitalis (Liberal) 
Sistem ekonomi kapital (liberal) yaitu suatu sistem perekonomian yang menghendaki adanya kebebasan tiap individu untuk melakukan segala kegiatan ekonomi tanpa adanya campur tangan pemerintah. Sistem ini beranggapan bahwa jika setiap pelaku ekonomi diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi dalam rangka mencari keuntungan yang setinggi-tingginya, maka pada waktu yang bersamaan masyarakat juga akan memperoleh keuntungan.  
Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis (liberal) adalah : 
Masyarakat mempunyai kebebasan untuk berproduksi; bebas menentukan barang dan jasa yang akan diproduksi, bebas menentukan bentuk perusahaan yang akan digunakan, bebas menentukan harga, dan lain-lain. 
Masyarakat mempunyai kebebasan dalam berkonsumsi. 
Ada kebebasan masyarakatnya untuk menentukan bagaimana sumber daya ekonomi akan digunakan. 
Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba dan semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba, sehingga sistem ekonomi ini sering disebut profit economy.  
Pada sistem ini persoalan-persoalan ekonomi yang menyangkut barang dan jasa apa yang akan diproduksi dapat teratasi dengan menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan keinginan para pembeli. Hal ini dilakukan karena para produsen mengejar keuntungan yang tinggi sehingga mereka akan menekan biaya produksi serendah-rendahnya dengan menekan upah karyawannya. Selain itu banyaknya persaingan juga mendorong para produsen memproduksi secara tidak efisien, pesaing akan muncul dan berusaha memenangkan persaingan bisnis dan akhirnya akan mengambil alih usaha tersebut.  
Sebagai balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi oleh kaum produsen, maka masyarakat akan memperoleh pendapatan, yaitu tenaga kerja akan mendapat upah dan gaji, pemilik modal akan mendapat bunga, pemilik tanah akan mendapat sewa dan kewirausahaan akan mendapat keuntungan. Dari berbagai jenis pendapatan itu akan menentukan banyak sedikitnya jumlah pendapatan dan corak distribusi pendapatan. Tentunya yang berpenghasilan rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan harga yang tinggi yang telah ditentukan dengan bebas oleh kaum produsen. Akibatnya pada sistem pasar bebas ini akan terlihat jurang yang semakin lebar antara masyarakat miskin dengan masyarakat kaya.  
Berikut ini kelemahan dari sistem ekonomi kapitalis (liberal), yakni : 
Banyak penggunaan tenaga kerja di bawah umur dengan upah yang rendah, karena tujuannya untuk mencari keuntungan yang tinggi dengan menekan biaya produksi serendah-rendahnya. 
Banyak dilakukan perdagangan yang curang, karena tujuannya mencari laba yang tinggi dan menghadapi para pesaing bisnis agar dapat terus menguasai monopoli pasar. 
Semakin lebar jurang antara si kaya dan si miskin. 
  
3. Sistem Ekonomi Campuran 
Sistem perekonomian campuran ini merupakan gabungan dari kedua sistem yaitu sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi kapitalis (liberal) sehingga ada dua unsur yang saling berdampingan, yaitu pemerintah pusat dan pasar bebas. Sistem perekonomian campuran adalah suatu sistem perekonomian yang dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah pusat tetapi masyarakat masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dijalankannya. 
Pada dasarnya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi adalah untuk melindungi masyarakat yang lemah dan tertindas dan mengatasi kegiatan ekonomi yang mengalami fluktuasi atau gelombang ekonomi yang tajam.  
Campur tangan pemerintah terdiri atas peraturan-peraturan yang bertujuan untuk mengatur dan meng- awasi kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh pihak swasta agar sesuai dengan norma yang wajar. Juga adanya penetapan suatu kebijakan di bidang fiskal dan moneter yang bertujuan agar perekonomian berjalan dengan pesat tanpa mengalami permasalahan inflasi dan pengangguran. 
Pada dasarnya, tidak ada satu pun sistem ekonomi yang paling ideal dan sempurna. Selain itu, tidak ada satu negara di dunia yang menggunakan salah satu sistem ekonomi secara murni. Kebanyakan negara tidak lagi menganut salah satu sistem ekonomi, melainkan mencari kombinasi (modifikasi) dari sistem-sistem yang ada yang dirasa paling sesuai dengan situasi dan tradisi negara yang bersangkutan. Amerika Serikat misalnya, meskipun terkenal dengan ekonomi pasar bebasnya namun campur tangan pemerintah terlihat jelas, dengan membuat undang-undang anti monopoli. 
Ini berarti bahwa meskipun ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar, namun pemerintah juga memberikan batasan- batasan tertentu pada pihak swasta. Selain Amerika, Prancis, dan Kuba juga memodifikasi sistem ekonomi mereka. Www.Labforex.Org 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar