Lukman HQ Finroll
Banyak pihak mempertaruhkan kenaikan suku bunga AS akan dilakukan pada September ini. The Federal Reserve yang akan melakukan pertemuan rutinnya diperkirakan akan menghasilkan putusan untuk menaikkan suku bunganya.
Kenaikan suku bunga ini, akan tercatat sebagai yang pertama setelah hampir satu dekade lamanya The Federal Reserve tidak menaikkan suku bunganya. Menurut salah satu Gubernur Bank Sentral AS, Dennis Lockhart yang memimpin The Federal Reserve Atlanta menyatakan jika kenaikan dilakukan saat ini akan rawan, menguatnya Dolar AS sebagai konsekuensi kenaikan suku bunga akan beresiko dengan kondisi Yuan yang melemah dan harga minyak mentah yang terus turun.
Meski demikian, Lockhart tetap optimis bahwa kenaikan suku bunga memang harus dilakukan oleh The Federal Reserve. Setidaknya akan dilakukan masih di tahun ini pula. Lockhart memang enggan merinci bulan kapan yang tepat untuk melakukan kenaikan suku bunga. Hingga akhir tahun ini, The Federal Reserve masih memiliki jadwal pertemuan rutin selama tiga kali. Lokchart yang enggan menegaskan bahwa pertemuan pada September ini harus menaikkan suku bunga juga mengisyaratkan bahwa kebijakan untuk menaikkan suku bunga ini sudah tidak lama lagi, kemungkinan September juga bisa. Selain bulan September, pertemuan The Federal Reserve dijadwalkan pada Oktober dan Desember.
Lockhart yang terpilih masuk dalam komisi kebijakan moneter di tahun ini, secara konsisten mendukung mayoritas suara dalam Komisi Pasar Bebas Bank Sentral (FOMC). Sebagaimana yang dikehendaki oleh Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen. Para investor sendiri telah menurunkan probabilitas bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga pada September ini dengan berpijak pada kondisi ekonomi Tiongkok yang melambat dan gonjang-ganjing dipasar uang saat ini. Yang pasti, Lockhart berharap bahwa terjadinya pertumbuhan dan investasi konsumen terus naik secara perlahan-lahan.
Dewasa ini perekonomian AS mencoba untuk bertahan dari serangkaian terpaan cobaan yang berakibat pada perilaku konsumsi masyarakat dan bisnis dengan mengarah pada melambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Menurut Lockhart, proses pertumbuhan yang bertahap juga memerlukan normalisasi, yang bisa terwujud dengan lingkungan dimana suku bunga lebih rendah dalam jangka waktu yang lebih lama tentunya.
Pernyataan Lockhart yang demikian ini lebih berpijak pada kondisi ekonomi internasional dan jatuhnya harga minyak mentah, dibandingkan apa yang yang dikatakan oleh James Bullard, Gubernur Bank Sentral AS Wilayah St. Louis. Bullard menyatakan bahwa dia lebih optimis daripada pasar. Ditegaskan kembali olehnya bahwa teralu beresiko jika tetap mempertahankan suku bunga mendekati nol persen seperti saat ini dalam jangka waktu lebih lama lagi.
Lockhart menilai bahwa pengurangan anggaran sektor publik akan menjadi sebuah hambatan bagi upaya meningkatkan permintaan. Tentu saja hal ini akan berdampak serius bagi keberhasilan The Fed dalam usaha merangsang pertumbuhan ekonomi.
Lockhart sebelumnya seorang pengajar di Univeristas Georgetown, memimpin The Federal Reserve Atlanta sejak 2007. Membawahi wilayah negara bagian Alabama, Florida, Georgia, sebagian Louisiana, Mississippi dan Tennessee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar