Aksi Kontroversial Shinzo Abe Bahayakan Sentimen Pebisnis dan Konsumen - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Selasa, 21 Juli 2015

Aksi Kontroversial Shinzo Abe Bahayakan Sentimen Pebisnis dan Konsumen



Pasca aksi kontroversial yang dilakukan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang menimbulkan kemarahan publik Jepang pekan lalu sampai turun demo di jalanan dan menjadi demo terbesar sejak tahun 2011 lalu di negeri tersebut, kantor berita Kyodo dan beberapa media nasional melakukan jajak pendapat dukungan masyarakat atas pemerintahan Abe. Dan hasil dari pooling yang didapat sangat mengecewakan ini misa membahayakan  sentimen terhadap prospek ekonomi dan bisnis negara tersebut.
Survey yang dilakukan selama 2 hari pekan lalu oleh kantor berita Kyodo terhadap 1023 vooters menghasilkan bahwa 51,5% tidak setuju terhadap pemerintahan Shinzo Abe dan hanya 37,7% yang menyatakan setuju dan mendukung semua kebijakannya. Sedangkan media harian Nikkei dan juga TV Tokyo mengkelompokkan jajak pendapat sesuai dengan kebijakan-kebijakan pemerintahannya.
Dari hasil jajak pendapat tersebut, yang mendukung pemerintahan Shinzo Abe masih cukup banyak dimana persetujuan kebijakan nya justru naik 3 persen dari bulan lalu menjadi 59%, tetapi kebanyakan mereka menentang kenaikan pajak lebih lanjut dan tidak percaya janji Mr. Abe untuk membayar cek di masa depan.
Mayoritas responden juga mengatakan mereka menyukai kekuatan phaseout nuklir dan juga setuju peningkatan lain dalam pajak penjualan  menyusul kenaikan 8% dari 5% pada bulan April 2014. Sementara itu responden juga mendukung upaya untuk mengatasi deflasi dengan meminta perusahaan-perusahaan di Jepang untuk meningkatkan upah.
Penurunan dukungan terhadap pemerintahan Shinzo Abe hingga 50%  ini merupakan yang pertama kalinya sejak ia menjabat pada Desember 2012, yang menjanjikan untuk meningkatkan pertahanan Jepang dan memulihkan ekonomi yang sudah lesu.
Seperti yang diketahui sebelumnya, pekan lalu Shinzo Abe mengajukan anggaran baru untuk reformasi kebijakan militer negara Jepang yang sudah berjalan sejak perang dunia II berakhir. Reformasi kebijakan yang dilakukan Abe adalah sistem pertahanan keamanan yang offensif dimana Jepang akan mengirimkan pasukannya untuk berperang yang akan ikut dalam operasi perdamaiaan dengan koalisi barat pimpinan Amerika Serikat.
Undang-undang yang telah merumuskan kebijakan baru tersebut telah disetujui oleh majelis rendah negeri tersebut dan kini sedang dibahas pada majelis tingginya.  Jika tidak ada keputusan dalam waktu 60 hari, undang-undang kembali ke majelis yang lebih rendah, di mana koalisi Abe mayoritas dua pertiga didalamnya.
Turunnya popularitas Shinzo Abe ini bisa membahayakan sentimen konsumen dan pebisnis terhadap perekonomian dan bisnis di negeri sakura Jepang ini. Sebagai informasi, pada bulan Juni sentimen kepercayaan konsumen terhadap ekonomi negara tersebut meningkat dari periode sebelumnya, demikian juga dengan kepercayaan pengusaha atau pebisnis terhadap kondisi bisnis pada kuartal kedua tahun ini juga alami peningkatan yang signifikan. Akankah kepercayaan pebisnis dan konsumen ini akan dikecewakan oleh aksi kontroversial Shinzo Abe.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar