By : Midun Anthoni Banjarnahor
Jepang merupakan salah negara Asia yang
ekonominya sudah di akui dunia. Menjadi negara yang dipercaya sebagai salah
satu tempat untuk investasi yang aman ( Safe Haven) membuat Jepang menjadi
Negara maju yang mempengaruhi perekonomian dunia. Salah satu alasannya adalah
pasca Perang Dunia II , dimana negeri tersebut menjadi antah berantah namun
dalam waktu yang singkat bisa bangkit, menjadi penguasa pasar Telekomunikasi,
Mesin ,Elektronika dan Robotika. Namun letak geografis Jepang yang merupakan
negara kepulauan terdiri dari banyak gunung merapi aktif. Kondisi tersebut
tentu memiliki sisi negatif yaitu sangat rentan terjadi Bencana Alam baik gempa
bumi maupun Tsunami sehingga kondisi tersebut juga cenderung akan mempengaruhi
ekonomi jepang.
Kita
lihat ekonomi jepang 2 Bulan terkahir sampai pada saat ini terlihat inflasi
yang masih stagnan, trade balance yang masih surplus namun sedikit menurun ,
GDP yang Meningkat lumayan pesat dan industri manufaktur yang masih ekspansif
namun terlihat mengalami penurunan. Dalam kondisi tersebut sebenarnya
diharapkan mata uang YEN mengalami pelemahan sehingga bisa memacu kenaikan
inflasi, meningkatkan tradebalance agar semakin surplus dan gpd yang meningkat.
Terlihat keanehan yang terjadi dimana GDP meningkat namun inflasi yang stagnan
menandakan ada sesuatu yang tidak sehat di Jepang. Kebutuhan hidup yang tinggi
tidak sebanding dengan daya beli masyarakat yang menyebabkan kondisi stagflasi.
Mata uang Yen terlihat mengalami penguatan
di 2 bulan terakhir yang disebabkan oleh issue geopolitik antara Amerika dengan
Korea Utara yang tidak menentu. Kondisi yang sempat memanas membuat investor
takut untuk menetapkan dana di Amerika yang dikenal sebagai negara super
powernya dan cenderung akan beralih ke negara negara safe Haven yang salah
satunya adalah jepang. Di kondisi ini menjadi hal yang sangat tidak mengenakkan
bagi jepang dimana penguatan mata uang ini akan menjadi tekanan bagi ekonomi
Jepang. Penguatan tersebut kembali akan menekan inflasi, bisa merusak GDP yang
sudah meningkat pesat dan kondisi ekspor yang akan dirugikan karena penguatan
ini akan mengurangi ekspor jepang. Namun sungguh tidak mungkin jepang menolak
investor masuk ke negara tersebut karena jika demikian sama halnya jepang
menolak kerjasama dengan negara lain.
Yang
diharapkan di masa depan adalah Issue Perang antara Amerika dan Korea dapat diselesaikan
secara negosiasi tanpa menyakiti salah satu pihak. Dengan kondisi tersebut maka
JPY cenderung akan kembali lepas dari tekanan akibat penguatan mata uang dan bisa melanjutkan plan
mereka kedepannya untuk mencapai target inflasi 2%. Solusi lain yang saya lihat
adalah dengan menambahkan kembali stimulus ke pasar dengan tujuan pelemahan
mata uang YEN.
Jika
nanti USD menguat baik itu dengan gagalnya perang antara Amerika dan Korea
Utara , maupun kenaikan Suku bunga yang rencananya akan dilakukan oleh The FED
maka jangka panjang YEN akan kembali melemah ke angka 114, 115 bahkan ke 120.
Namun
Andai perang terjadi , atau USD kembali melemah dengan gagalnya kenaikan suku
bunganya maka kemungkinan pegerakan penguatan jepang akan menuju ke angka 108,
104, bahkan ke angka 100.
*
Garis hijau adalah Resistance maupun target pergerakan
harga
Garis Hijau adalah Support maupun target pergerakan harga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar