Paska BREXIT, Inggris Diambang Konflik ?? - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Rabu, 29 Juni 2016

Paska BREXIT, Inggris Diambang Konflik ??

BREXIT tidak hanya melepaskan Inggris dari Uni Eropa, namun membawa negeri Ratu Elizabeth tersebut diambang krisis ekonomi dan politik.

FINANCEROLL – Isu mengenai BREXIT menjadi sentimen pasar sepanjang 2016 ini. Poundsterling menjadi mata uang yang terpapar langsung meskipun EURO juga terdampak. Terbukti pada perdagangan Jumat (24/06) sehari setelah pemungutan suara langsung dilakukan, Sterling terus turun dan tertekan hingga kini. Lazimnya sebuah mata uang yang lemah nilai tukarnya, akan memberikan sentimen positif bagi usaha ekspor dinegeri itu, selain juga mendorong laju konsumsi domestik. Kali ini, jatuhnya Poundsterling  akan memberikan masalah yang rumit bagi Bank of England untuk menjaga target inflasinya.
Disisi lain, paska BREXIT juga memunculkan tekanan politik nasional terkait upaya Skotlandia yang menuntut pemisahan dari Inggris Raya. Semua ini semakin mendorong pemangku kebijakan di Inggris untuk segera memutuskan kebijakan yang tepat paska BREXIT. Sayangnya, Perdana Menteri Inggris, David Cameron telah mengundurkan diri setelah hasil pemungutan suara langsung dimenangkan kelompok yang menginginkan Inggris  keluar dari Uni Eropa. David Cameron selama ini konsisten untuk mendukung Inggris tetap didalam Uni Eropa. Kekosongan tampuk pimpinan pemerintahan saat ini menimbulkan krisis politik di Inggris.
Inggris dan Eropa tengah mendapati diri mereka dijalan yang belum pernah mereka dapati. Mundurnya PM. David Cameron mempengaruhi pembicaraan yang akan dilakukan antara Inggris dan Uni Eropa berkenaan syarat-syarat kemunduran dirinya. Inggris telah menyatakan akan melakukan pembicaraan hingga perdana menteri baru terpilih. Disisi lain, Eropa menuntut selekas-lekasnya pembicaraan ini harus dilakukan.
Selama ini, isu-isu politik yang masuk kedalam sentimen pasar, hanya akan berdampak sementara saja. Dalam sejarah Eropa, hubungan politik dan pasar akan segera membaik dan harmonis kembali. Semisal saat wilayah Euro dihantam krisis hutang diawal dekade ini, para investor memainkan peran negatif dengan melepas obligasi dan menekan pemerintah untuk cepat bertindak.
Menjadi persoalan saat ini adalah seberapa lama kekosongan pucuk pemerintahan Inggris dan pembicaraan dengan Uni Eropa akan dilakukan. Semakin lama ini terjadi, semakin besar tekanan terhadap Poundsterling. Hasil perdagangan minggu lalu mencerminkan upaya spekulan, sesuatu yang sebelumnya belum pernah terjadi dimana arus keluar modal dari Inggris mengalir deras. Ketidak pastian ini akan semakin menekan Poundsterling, bahkan bisa memungkinkan terkoreksi hingga dibawah $1,20. Dalam rentang antara $1,20 – $1,25.
Banyak pendapat mengatakan bahwa Inggris bisa bertahan dan segera tenang kembali, ketidak pastian ini hanya akan berdampak pada masalah ekonomi, kini gelaja ini mulai tampak dengan krisi politik Inggris. Apa yang terjadi dibursa pada akhir pekan kemarin paska BREXIT sebenarnya sudah menjadi perkiraan sebelumnya. Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Bloomberg diawal bulan Juni, umumnya jawaban responden memperkirakan Poundsterling akan jatuh hingga dibawah $1,35 sehari setelah Inggris menyatakan keluar dari Uni Eropa.
Pada Jumat kemarin. Gubernur Bank Sentral Inggris telah berusaha mengembalikan kepercayaan diri dengan mengatakan para eksekutif akan melakukan langkah-langkah yang sekiranya diperlukan guna menstambilkan keadaan. Meskipun hal itu tidak menjadi sentimen positif bagi Poundsterling, namun bagi kalangan investor setidaknya memberikan dorongan akan pemikiran Bank Sentral Inggris melakukan pemotongan suku bunga paska pemungutan suara langsung tersebut. Tentu saja hal ini akan membuat Poundsterling lebih lemah lagi. Sekurang-kurangnya sebanyak 40 % peluang untuk memangkas suku bunga dibulan depang akan dilakukan. Prosentase ini meningkat dari sebelum proses pemungutan suara langsung dilakukan, yaitu sebesar 11% saja keyakinannya.
Selama abad sebelumnya, lingkungan Inggris memang mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini membuat Poundsterling cukup tegang ketika memasuki masa-masa krisis. Kejadian diakhir pekan kemarin dan berlanjut diawal minggu ini Poundsterling masih melemah, mengindikasikan bahwa pasar Inggris sebenarnya telah cukup efesien dan bisa bisa berlaku sebagaimana yang diharapkan.
Sumber
Lukman Hqeem Financeroll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar