Edisi Full Penggunaan Indikator MACD - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Rabu, 30 September 2015

Edisi Full Penggunaan Indikator MACD


MACD atau Moving Average Convergence-Divergence adalah salah satu indikator teknikal yang bisa diandalkan (reliable). Sering kali kita kurang percaya dengan berbagai indikator teknikal dan cenderung mengandalkan analisa pergerakan candlestick atau garis-garis trend, tetapi ketika telah menemukan sinyal trading, kita biasanya akan melihat arah indikator MACD sebelum benar-benar entry. Jadi indikator MACD biasanya kita gunakan untuk mengkonfirmasi setup trading yang akan kita lakukan, dan sangat sering memang tepat, atau dengan kata lain MACD bisa bekerja dengan baik.
Dua tampilan MACD yang sering dijumpai adalah seperti pada chart trading berikut. A adalah versi standard platform populer Metatrader, terdiri dari MACD dalam bentuk histogram dan grafik sinyal, sedang B adalah versi tradisional, terdiri dari grafik MACD, grafik sinyal dan Oscillator Moving Average (OSMA) dalam bentuk histogram, yaitu nilai MACD dikurangi sinyal. Keduanya tidak berbeda dan memberikan informasi yang sama.
Banyak trader profesional baik pemain pasar saham, forex atau komoditi mengandalkan MACD, tetapi tentu saja kita tidak ingin membesar-besarkan indikator ini. MACD bukan indikator ’’holy grail’’ yang serta merta menunjukkan sinyal buy atau sell, tetapi kita bisa mengatakan bahwa MACD memang bisa diandalkan dibandingkan banyak indikator teknikal lainnya.
Mengapa MACD bisa bekerja dengan baik?
Pertanyaan ini tentunya menyangkut uang yang akan Anda peroleh. Sebelum menjawab, ada baiknya Anda mengingat kembali salah satu alasan utama kenapa banyak trader forex (dan juga trader saham atau komoditi) gagal mendapatkan profit. Anda telah sering mendengar atau membaca, dan kita akan ulangi lagi disini. Kekurang sabaran adalah salah satu alasan utama kenapa banyak trader forex gagal.

Banyak trader yang tidak cukup sabar menunggu setup trading yang benar-benar bagus, atau yang probabilitas-nya tinggi. Setelah menunggu beberapa menit, jam atau bahkan hari (tergantung dari time frame trading), dan belum memperoleh sinyal trading, banyak trader yang kehilangan kesabarannya dan memaksakan diri mengambil posisi tanpa setup trading yang jelas. Mereka untung-untungan, bisa loss bisa profit.
Sebaliknya ketika punya posisi trading yang bagus mereka exit terlalu dini dengan reward yang kecil karena takut kehilangan profit yang telah diperolehnya. Mereka tidak cukup sabar untuk menahan posisinya hingga menyentuh target yang sebenarnya telah direncanakan, sehingga mereka membatasi profit yang seharusnya bisa diperoleh. Indikator MACD bisa mengatasi masalah tersebut karena responsnya yang agak lambat sehingga menunda kita untuk entry atau exit terlalu dini. Oleh karenanya MACD selalu dianjurkan untuk digunakan terutama oleh para trader forex dan saham. Indikator lain yang sifatnya hampir mirip adalah Heikin Ashi.
Dalam banyak kasus, ketika indikator lain bahkan formasi price action candlestick menunjukkan sinyal trading, MACD mengisyaratkan kita untuk menunggu, dan membuat kita terhindar dari loss akibat melawan arah trend. Juga ketika kita ingin masuk sesuai arah trend, tetapi MACD mengatakan kita sudah terlambat karena kekuatan trend sudah menurun dan akan segera berbalik arah.
Parameter indikator MACD
Gerald Appel, seorang trader dan analis yang membuat indikator ini mendifinisikan MACD sebagai selisih dari exponential moving average periode 12 (ema-12) dan ema-26. Hasilnya berupa sebuah grafik yang disebut dengan MACD main line. Pada tampilan MACD tradisional, selain grafik MACD terdapat grafik sinyal (signal line) yang merupakan moving average dari grafik MACD dengan periode 9. Sebagai trader mungkin Anda tidak perlu mengetahui perhitungan parameter MACD, tetapi jika Anda ingin memprogram atau memodifikasi EA (Expert Advisor) atau robot, Anda harus tahu perhitungan parameter indikator ini:
MACD main line = ema (close, 12) - ema (close, 26)
Signal line = sma (MACD, 9)
Histogram Oscillator Moving Average (OSMA) = MACD main line - signal line

Pada platform Metatrader indikator MACD main line ditampilkan dalam bentuk histogram dan signal line dalam bentuk grafik, OSMA dibuat terpisah, sedang pada platform trading yang lain MACD main line dan signal line ditampilkan dalam bentuk grafik bersamaan dengan OSMA.
Tampilan MACD histogram yang lebih detail (Extended Version)Sama dengan tampilan pada platform Metatrader, hanya histogramnya dibuat berwarna untuk membedakan sentimen bullish atau bearish. Dalam prakteknya penggunaan Extended Version ini tidak menampilkan signal line (signal SMA diset = 0), tetapi bisa ditampilkan bila diperlukan dengan menset signal SMA = 9.
Pada gambar diatas tampak ketika trend sedang kuat maka jarak antara ema-12 dan ema-26 melebar (ema-12 - ema-26 makin besar) atau nilai MACD makin besar. Semakin lebar jarak maka garis histogram MACD akan semakin panjang. Warna garis histogram biru menunjukkan sentimen bullish yang sedang kuat atau dominan sedang warna merah menunjukkan bearish yang dominan. Warna garis kuning menunjukkan ketika terjadi perpotongan antara ema-12 dan ema-26, atau MACD = 0.
Dalam aturan trading dengan perpotongan dua garis moving average, sinyal buy terjadi bila garis ema-12 memotong ema-26 dari bawah keatas, atau MACD lebih besar nol, dan sinyal sell terjadi bila garis ema-12 memotong ema-26 dari atas kebawah, atau MACD lebih kecil nol. Tetapi dengan histogram warna, Anda bisa mengantisipasi sinyal buy ketika sentimen bullish sedang kuat (area A) sebelum kedua garis ema saling berpotongan dan MACD diatas nol (area B). Demikian pula antisipasi sinyal sell ketika sentimen bearish kuat (area C) sebelum MACD dibawah nol (area D).
Jika Anda trader yang agresif, Anda bisa entry buy ketika MACD pada area A dan tidak harus menunggu MACD diatas nol (area B), atau entry sell ketika MACD masih pada area C. Namun tentu saja harus dikonfirmasi dengan formasi candlestick-nya atau indikator lainnya
Tampilan trend histogram indikator MACD mencerminkan trend pergerakan harga. Ketika sedang bergerak uptrend akan terbentuk titik-titik higher highs baik pada pergerakan harga maupun pada garis histogram, demikan juga ketika bergerak downtrend, akan terbentuk titik-titik lower lows (gambar atas).
Indikator MACD mencegah untuk entry melawan arah trendSeperti telah disebutkan sebelumnya, indikator MACD bisa membuat kita terhindar dari loss akibat entry melawan arah trend. Yang sering terjadi adalah ketika formasi candlestick dan indikator trend (misalnya Bollinger bands) mengisyaratkan pembalikan arah (trend reversal), tetapi MACD menunjukkan penerusan arah (trend continuation). Juga sebaliknya ketika indikator trend mengisyaratkan penerusan arah, MACD mengatakan arah trend akan segera berbalik.
Memang, jika Anda piawai dalam analisa gelombang Elliot (Elliot waves) dan siklusnya, Anda bisa mengantisipasi kapan mesti entry sesuai dengan arah trend tanpa bantuan indikator MACD, tetapi seperti Anda ketahui analisa pergerakan arah trend dengan gelombang Elliot sangat sulit dan sangat subyektif, diperlukan pengalaman yang cukup lama untuk benar-benar memahami perubahan pola gelombang yang didasari teori fractals tersebut. Dalam hal ini indikator MACD bisa membantu mengantisipasi pergerakan trend.
Sebagai contoh berikut adalah isyarat pembalikan arah trend oleh indikator Bollinger bands dan pola candlestick:
Pola candlestick menunjukkan formasi pin bar (reversal) dan bar setelah inside bar telah menembus level terendah mother bar-nya bersamaan dengan penembusan upper Bollinger bands. Disusul oleh pin bar terakhir yang mengisyaratkan penerusan arah (downtrend). Dengan indikasi tersebut, sentimen bearish jelas kuat, dan kita akan entry sell dengan stop loss diatas level tertinggi pin bar pertama. Pada pola candlestick yang sama sebelumnya, kita bisa abaikan isyarat trend reversal setelah bullish candle yang kuat dan pola hammer yang terbentuk sesudahnya. Yang terjadi sesudahnya:
Stop loss Anda terkena. Indikator MACD masih membentuk level higher high dengan sentimen bullish yang dominan (garis histogram masih berwarna biru). Indikator MACD mengatakan Anda telah melawan arah trend.
Overbought dan oversold
Keadaan overbought atau jenuh beli terjadi ketika garis histogram berada diatas level nol (positif) dan panjangnya mulai berkurang ketika telah mencapai level higher high. Sebaliknya keadaan oversold atau jenuh jual terjadi ketika garis histogram berada dibawah level nol (negatif) dan panjangnya mulai berkurang ketika telah mencapai level lower low. MACD bisa membantu identifikasi keadaan ini ketika Anda hendak entry berdasarkan sinyal dari candlestick dan indikator trend, seperti pada contoh berikut:

Jika Anda pengikut arah trend (trend follower), tentunya akan entry buy dengan asumsi pola candlestick yang bullish engulfing setelah sinyal reversal (pin bar), dan pada saat yang sama garis histogram MACD menunjukkan dominan bullish (histogram warna biru). Yang terjadi sesudahnya:
Setelah naik dan menembus upper Bollinger bands, harga kemudian turun dan bila posisi Anda masih terbuka, stop loss akan terkena. Hal ini terjadi karena keadaan overbought yang ditunjukkan oleh indikator MACD. Entry di dekat level higher high MACD perlu berhati-hati karena kita tidak pernah tahu kapan akan terjadi reversal. Tetapi higher high cenderung mengisyaratkan keadaan overbought.
Sinyal Buy dan Sell dari indikator MACDSeperti contoh pada bagian sebelumnya, MACD bisa membantu dalam mengkonfirmasi arah trend, oleh sebab itu banyak trader forex menggunakan indikator ini. Mereka cukup menunggu satu atau dua bar histogram sebelum memutuskan untuk entry. Tidak hanya untuk kondisi pasar trending, tetapi indikator ini juga membantu konfirmasi pada kondisi ranging dengan isyarat pembalikan arah (reversal signal) melalui keadaan overbought dan oversold.
Namun demikian indikator MACD harus digunakan sebagai alat untuk konfirmasi, indikator utama tetap pada pergerakan harga (price action) dari chart trading dan indikator teknikal lainnya yang biasa Anda gunakan semisal moving averageatau Bollinger bands. Salah satu yang sering digunakan adalah kombinasi antara price action, garis trend dan indikator MACD. Konfirmasi MACD untuk keadaan breakout (penembusan) garis support atau resistance bisa sangat membantu seperti pada contoh berikut:
Tampak pada gambar diatas, garis trend menunjukkan support yang valid (support line). Anda menunggu garis support ditembus (break) untuk membuka posisi sell. Indikator MACD telah membentuk level higher high sebelum turun beberapa bar (keadaan overbought), tetapi tentunya Anda tidak akan entry sell sebelum garis support ditembus.
Ketika harga telah benar-benar menembus garis support dengan bar yang ditutup dibawah support line, secara bersamaan garis histogram MACD menunjukkan dominan bearish (warna merah) dengan level masih dibawah higher high tetapi diatas level nol (belum memasuki area oversold).
Anda putuskan untuk entry sell pada level pembukaan bar berikutnya, stop loss pada level tertinggi bar sebelumnya dan target profit pada level support terdekat sebelumnya. Seperti tampak pada gambar diatas, target Anda bisa tercapai dengan mudah.
Anda buat support line kedua (dibawahnya) untuk mengetahui breakout berikutnya karena Anda bermaksud membuka posisi lagi mengulangi sukses yang pertama. Kali ini Anda mengabaikan indikator MACD, dan ketika terjadi break support line lagi, Anda entry sell pada titik B dengan level stop loss dan target seperti pada gambar bawah:
Anda membuka posisi karena price action-nya sama dengan ketika Anda entry sebelumnya titik A), tetapi indikator MACD berbeda. Pada kejadian yang pertama garis histogram MACD bergerak turun diatas level nol yang berarti masih overbought, tetapi kondisi yang sekarang sangat berbeda, tidak hanya histogram MACD telah berada dibawah level nol, tetapi garis-garis histogram juga bergerak naik membentuk level-level higher lows.
Kondisi sekarang adalah oversold. Meskipun saat Anda masuk garis histogramnya berwarna merah (dominan bearish), tetapi bar-bar berikutnya sebagian besar dominan bullish yang pada akhirnya menyebabkan level stop loss Anda terkena (titik C)
Sebagai kesimpulan, selain melihat pada arah dominan garis histogram (bullish atau bearish), kondisi overbought dan oversold tetap harus diperhatikan. Idealnya buy pada keadaan oversold dengan histogram yang dominan bullish, dan sell pada kondisi overbought dengan histogram yang dominan bearish.
Konvergensi dan divergensiSesuai dengan nama indikator ini, maka istilah konvergensi dan divergensi (Convergence-Divergence) yang dimaksud adalah perbandingan antara arah pergerakan harga dan arah indikator MACD itu sendiri (baik dalam bentuk garis maupun histogram).
Konvergensi yang artinya pertemuan terjadi bila harga bergerak turun sedang garis atau histogram MACD bergerak naik sehingga seolah-olah akan bertemu pada suatu titik. Sebaliknya divergensi terjadi bila pada titik tertentu harga bergerak naik sedang indikator MACD bergerak turun sehingga seolah-olah terjadi penyimpangan (divergence), atau deviasi antara keduanya.

Keadaan Convergence (konvergensi)


Keadaan konvergensi terjadi bila harga bergerak turun yang ditandai dengan terbentuknya lower high (harga puncak yang lebih rendah) dan atau lower low (harga lembah yang lebih rendah), tetapi pada saat yang sama garis histogram MACD naik dan membentuk higher high (nilai puncak yang lebih tinggi) atau higher low (nilai lembah yang lebih tinggi).
Kaidah keadaan konvergensi mengatakan bahwa arah pergerakan harga pada akhirnya akan berubah dan mengikuti arah gerak indikator MACD, dalam hal ini harga akan bergerak naik, terutama setelah garis histogram MACD melewati level nol (0.00) dimana saat itu garis ema-26 memotong garis ema-12 dari bawah keatas.
Konvergensi indikator MACD biasanya terjadi pada akhir dari suatu downtrend. Jika Anda trader pengikut trend (trend follower) maka sebaiknya Anda tidak masuk posisi sell ketika terjadi keadaan konvergensi indikator MACD seperti diatas, meskipun mungkin indikator lain tidak mengisyaratkan hal tersebut.
Keadaan Divergence (divergensi)
Divergensi indikator MACD adalah salah satu sinyal penting yang sering terjadi. Keadaan divergensi terjadi bila harga bergerak naik yang ditandai dengan terbentuknya higher high (harga puncak yang lebih tinggi) dan atau higher low (harga lembah yang lebih tinggi), tetapi pada saat yang sama garis histogram MACD turun dan membentuk lower high (nilai puncak yang lebih rendah).
Kaidah keadaan divergensi mengatakan bahwa arah pergerakan harga pada akhirnya akan berubah dan mengikuti arah gerak indikator MACD, dalam hal ini harga akan bergerak turun, terutama setelah garis histogram MACD dominan bearish (warna merah), dan melewati level nol (0.00) dimana saat itu garis ema-26 memotong garis ema-12 dari atas kebawah.
Divergensi indikator MACD biasanya terjadi pada akhir dari suatu uptrend, namun demikian sebaiknya Anda tidak terburu-buru untuk masuk sell begitu tampak divergensi, perlu konfirmasi dari price action atau indikator lainnya. Hal ini disebabkan karena pada keadaan divergensi pasar akan lebih sensitif. Ketika pasar kolaps dan harga turun dengan tajam, panic selling akan cepat terjadi dibandingkan dengan panic buying pada keadaan konvergensi. Namun jika ternyata tidak terjadi panic selling, harga akan dengan cepat pula meneruskan uptrend-nya.


4 komentar:

  1. Hi.
    My name is Andrew, I represent NewForex brokerage company (newforex.com).
    We would like to discuss partnership with You.
    Please contact me.

    My contacts:
    Mail: partnership@newforex.com
    Skype: partnership.newforex

    BalasHapus
  2. Terimakasiih sekali artikelnya.
    Sangat lengkap...

    BalasHapus
  3. min mau MACD color nya boleh? kalo boleh tolong kirim ke email aku ya, c_sungkar@rocketmail.com, terimakasih sebelumnya :) salam profit

    BalasHapus
  4. lengkap keterangannya om, minimal tambah pengetahuan tentang MACD

    BalasHapus