Kisah Top Trader : Alexander Elder - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Kamis, 23 Juli 2015

Kisah Top Trader : Alexander Elder

Alexander Elder: Trading For A Living




“Anda dapat bebas, hidup dan bekerja di manapun di dunia ini. Bebas dari rutinitas dan tidak bertanggung jawab kepada siapapun.” Seperti itulah filosofi yang diutarakan oleh investor kondang keturunan Rusia, Alexander Elder. Penulis buku best seller ‘Trading for A Living’ ini memang memiliki peran yang besar dalam perkembangan dunia trading pasar keuangan. Sebagai pakar di bidang psikologi, ia juga mafhum benar apa musuh terbesar yang dihadapi oleh seorang trader.
Dalam buku Trading for A Living, Alexander Elder mengemukakan tiga konsep penting dalam dunia trading yaitu psikologi, taktik dan money management. Jurnal tersebut ditulis berdasarkan pengalaman dan suka duka sangtrader selama menggeluti dunia investasi. Berawal dari keinginan untuk menghasilkan uang tanpa bekerja, Elder memulai perjalanan hidupnya sebagai pelaku pasar. Di dunia inilah ia menyadari bahwa trading merupakan bidang yang paling susah untuk menghasilkan uang uang secara mudah. Elder mengisahkan bahwa saat ia masuk ke dunia trading, apa yang ia lakukan bukanlah bertransaksi seperti yang dibayangkan sebelumnya, namun lebih kepada gambling atau berjudi. Trading menurutnya adalah hal yang sederhana, cukup dengan membuka posisi buy atau sell. Namun di balik pengambilan setiap posisi tersebut, selalu saja ada alasan yang melandasinya.
Pria kelahiran Leningrad, Uni Soviet ini mengungkapkan rahasia untuk sukses dalam trading yakni kombinasi antara pengetahuan yang dalam dan disiplin yang tinggi. Tidak ada rahasia dalam trading. Kalaupun memang ada, rahasia tersebut hanya berupa 3 unsur yaitu psikologi, analisa pasar dan sistem trading dengan disertai manajemen keuangan. Seluruhnya harus diterapkan dengan disiplin tinggi. Dan dari semuanya itu, psikologi tetap menjadi kunci utama keberhasilan.
Trader biasanya melakukan trading berdasarkan analisis fundamental, dengan melihat berita forex, berita saham,berita komoditi dan berita ekonomi lainnya atau teknikal, serta melihat trend berdasarkan firasat ekonomi dan politik. Sayangnya banyak yang lupa dengan kematangan psikologis. Ketika masuk ke pasar perasaan seorangtrader ibarat roller coaster, naik turun mengikuti pergerakan harga. Dan sampai pada titik inilah trader dapat kehilangan kontrol diri. Ketidakmampuan untuk mengatur diri sendiri akan berdampak pada penurunan kualitasmoney managementTrader yang baik selalu mengerti betapa pentingnya psikologi dalam trading, sementaratrader yang buruk cenderung mengabaikannya.
Psikologi Individu
Psikologi dalam trading bisa dibagi ke dalam dua kategori yaitu psikologi individu dan psikologi massa. Jika pikirantrader tidak sejalan dengan perilaku pasar atau ia mengabaikan perubahan psikologi massa, maka bisa dipastikan kalau kerugian tinggal menunggu waktu.
Menurut Elder, trading dapat membuat orang menjadi impulsif, berubah menjadi seorang penjudi dan bahkan menghancurkan diri sendiri atau ‘self-destructiveness’. Pasar tidak pandang bulu. Trading dengan mengandalkan emosi akan menghasilkan kerugian. Elder menyarankan setiap trader untuk memiliki kesadaran dari suatu tindakan yang bersifat menghancurkan diri sendiri, berhenti mempermasalahkan kerugian atau menyalahkan nasib atas kegagalan yang dialami. Setiap individu harus bertanggung jawab atas setiap hasil transaksinya. Mulailah untuk membuat catatan dari semua posisi trading beserta alasan untuk mengambil jalan enter dan exit. Dengan melihat pengulangan pola tersebut, baik yang berhasil maupun gagal, trader akan dapat melakukan perbaikan pada aktivitas trading selanjutnya. Orang yang tidak belajar dari masa lalu cenderung akan mengulangi hal kesalahannya.
Psikologi Massa (Pasar)
Sebagai seorang psikiter dan pengajar, Alexander Elder menilai kesuksesan dan kegagalan seseorang tergantung pada kontrol emosi. Walaupun memiliki sistem trading yang brilian, perasaan takut, sombong atau bingung dapat mengundang kerugian. Sudah banyak trader, dengan sistem trading yang baik, justru terhempas akibat psikologi-nya tidak siap untuk meraih keuntungan. Kontrol diri sangatlah diperlukan, terutama dalam membaca waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari transaksi. Pasar bergerak sangat dinamis, perubahan arah bisa terjadi dalam hitungan menit. Memaksa diri sendiri untuk meraup laba lebih besar justru dapat berakibat buruk. Begitu pula dalam mengantisipasi kerugian, trader harus tahu kapan waktunya menutup posisi jika pasar bergerak melawan kehendaknya. Sikap keras kepala dalam mempertahankan posisi hanya berujung pada kerugian.
Ketika trader dari seluruh dunia berkumpul dalam satu pasar kemudian membuka posisi secara bersamaan, maka di situlah psikologi massa terbentuk. Secara umum, ada pembeli dan penjual. Pembeli akan menggerakkan harga ke atas, sebaliknya penjual menyeret harga ke arah bawah. Pergerakan harga tercermin dari nilai konsensus antara pembeli dan penjual saat sesi transaksi, di mana angkanya dapat berubah setiap saat dan menentukan arah trend berikutnya. Semakin besar jumlah pelaku pasar, maka semakin fluktuatif pergerakan harga suatu produk.
Menganalisa pasar berarti menganalisa psikologi massa. Kemampuan trader dalam membaca psikologi massa tersebut akan memberikan keuntungan yang besar. Sebagai contoh adalah apa yang terjadi di pasar forex,tapering ke-dua yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank seharusnya membuat Dollar lebih perkasa terhadap mata uang lainnya. Namun anomali justru terjadi di saat nilai tukar USD/JPY anjlok tajam. Dalam hal ini, analisa sebaiknya tidak difokuskan pada satu peristiwa, namun meliputi seluruh aspek yang terkait dengan kondisi tersebut. Saat Dollar melemah tajam terhadap Yen, psikologi massa pada saat itu lebih tersita pada gejolak yang terjadi di negara berkembang. Yen, yang dianggap sebagai mata uang safe haven oleh investor, lebih banyak diburu sehingga nilai tukarnya menguat terhadap Dollar.
Trader yang sukses harus berpikir secara independen sehingga ia cukup kuat untuk menganalisa pasar, merancang rencana trading dan membuat keputusan sendiri. Alexander Elder mengungkapkan kalau psikologi massa tidak perlu diikuti, namun jangan juga melawannya. Banyak sekali trader yang tidak mengikuti rencanatrading-nya dan membiarkan massa mempengaruhi perasaan mereka. Seorang trader tidak bisa mengontrol pasar, yang bisa ia lakukan hanyalah memutuskan kapan untuk enter dan exit dari pasar. Trader akan mudah berubah jika ia mengikuti massa, menjadi mudah percaya, impulsif dan bereaksi lebih berdasarkan emosi dibandingkan kecerdasannya. Trader akan gagal jika tidak memiliki rencana atau menyimpang dari rencana. Ia hanya akan sukses jika berpikir dan bertindak sebagai individu. Perpaduan antara kemampuan mengontrol psikologi diri dan memahami psikologi massa berperan krusial dalam menentukan kesuksesan seorang trader.



Salah satu sistem rancangan Alexander Elder yang bermanfaat sebagai referensi bagi trader era modern adalah Triple Screen. Sistem ini telah dipakai sejak tahun 1985 dan dipublikasikan pertama kali oleh Futures Magazine pada bulan April 1986. Triple Screen bisa dikatakan lebih dari sekedar sistem trading. Sistem ini merupakan sebuah metode dan gaya trading, yang terbentuk dari kombinasi antara metode mengikuti tren (trend-following) dan teknik melawan tren (counter-trend).
Menurut Alexander Elder, pasar terlalu kompleks untuk dianalisa dengan satu indikator. Indikator yang berbeda dapat memberikan sinyal yang berbeda pada pasar yang sama. Ketika harga naik, indikator trend-following akan memberikan sinyal buy, sementara indikator Oscillator bisa berada pada wilayah jenuh beli (sinyal sell). Begitu pula sebaliknya, ketika harga turun indikator trend-following akan memberikan sinyal sell, sementara indikator Oscillator berada pada wilayah oversold (sinyal buy).
Indikator trend-following membuka peluang ketika pasar bergerak sesuai trend. Namun ketika harga bergerak dalam trading range, keuntungan atau kerugian bergerak fluktuatif. Sedangkan indikator Oscillator lebih efektif dalam trading range, namun rawan memberikan sinyal yang salah ketika harga akan membentuk trend. Sistemtrading Triple Screen mengkombinasikan kedua indikator tersebut, dan didesain untuk mengurangi kelemahan serta mengeluarkan kekuatannya masing-masing.
Triple Screen terdiri dari long term time-frame untuk melihat pasang surut pasar (market tide) pada screenpertama. Selanjutnya intermediate time-frame berfungsi untuk melihat gelombang pasar (market wave) padascreen kedua. Dan yang terakhir, short term time-frame berguna untuk melihat riak pasar (market ripple) padascreen ketiga. Dalam sistem trading Triple Screentime-frame utamanya adalah screen kedua atau intermediate time-frame.
Pada prinsipnya, sistem trading Triple Screen harus disertai analisa dari ketiga time-frame tadi. Screen pertama (time-frame mingguan) berfungsi untuk menganalisa tren jangka panjang dengan menggunakan indikator trend-following seperti MACD. Sementara screen kedua berfungsi untuk melihat kesempatan membuka posisi dengan menggunakan time-frame harian pada indikator Oscillator, seperti stochastic.
Berikut ini adalah contoh sederhana tentang penerapan sistem trading Triple Screen. Asumsikan screen pertama yang digunakan untuk melihat market tide memakai time-frame mingguan. Tren pergerakan harga tampak bullishkarena indikator MACD yang terus bergerak naik. Beralih ke screen kedua, jika indikator stochastic berada pada wilayah oversold maka peluang untuk posisi buy terbuka. Namun jika indikator stochastic berada pada posisi overbought, maka sebaiknya jangan membuka posisi. Prinsip sebaliknya berlaku jika tren pada screenpertama menunjukkan bearishScreen ketiga digunakan untuk mengidentifikasi riak (ripple) pada pasang surut pasar (market tide), yakni dengan memakai gerakan harga intraday untuk masuk ke pasar. Screen ketiga tidak membutuhkan indikator dan di-plot sebagai teknik untuk masuk ke pasar.
Teknik yang digunakan untuk masuk ke pasar yaitu trailing buy stop atau trailing sell stop, tergantung pada tren pasar. Teknik trailing buy stop  diterapkan ketika time-frame mingguan menunjukkan tren bullish. Sementara ketikatime-frame harian, yang menggunakan indikator Oscillator, menunjukkan oversold maka trader dapat menempatkan order buy stop beberapa pip di atas level tertinggi hari sebelumnya. Dengan harapan, jika sukses menembus ke atas area tersebut, maka harga akan terus bergerak naik. Jika harga terus bergerak turun, makaorder buy stop tidak akan tersentuh sehingga trader harus menurunkan level order buy stop beberapa pip di atas level tertinggi hari sebelumnya. Prinsip teknik trailing sell stop adalah kebalikan dari trailing buy stop. Metode untuk masuk ke pasar berdasarkan sistem trading Triple Screen diilustrasikan pada tabel berikut:
Weakly Trend
Daily Trend
Action
Order
Up
Up
Stand aside
None
Up
Down
Go long
Trailing buy-stop
Down
Down
Stand aside
None
Down
Up
Go short
Trailing sell-stop
Sumber: Elder, Trading For A Living (1993)
Pada sistem trading Triple Screenstop-loss ditempatkan pada posisi yang dekat. Misalnya setelah membuka posisi buy, tempatkan stop-loss beberapa pip di bawah level terendah intraday atau level terendah hari sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, jika membuka posisi sell maka tempatkan stop-loss beberapa pip di atas level tertinggi intraday atau hari sebelumnya. Kemudian jika harga akhirnya bergerak seperti perkiraan, maka segera pindahkan stop-loss ke posisi break-even. Alasan dari penempatan stop-loss yang lebih dekat adalah untuk antisipasi jika pasar tidak bergerak sesuai perkiraan dan justru berubah secara fundamental. Dalam kasus ini sebaiknya posisi harus segera ditinggalkan.
Sementara penentuan time-frame sangat tergantung pada berapa lama trader menahan posisinya. Untuk traderyang menahan posisi selama beberapa hari, setting time-frame ideal adalah mingguan untuk screen pertama, harian untuk screen kedua dan 4 jam untuk screen ketiga. Sementara bagi trader yang menahan posisi kurang dari 1 jam, time-frame terbaik yang digunakan adalah 1 jam untuk jangka panjang, 10 menit untuk jangka menengah dan 2 menit untuk jangka pendek.



 Trading merupakan suatu aktivitas yang menggairahkan. Selain rasa senang karena berhasil meraih keuntungan, seorang trader juga pasti mengalami perasaan kecewa akibat kerugian. Terlepas dari perang emosi yang dialaminya, trader sejati akan bersikap tenang dan tidak terlalu excited saat menerima keuntungan maupun kerugian. Trading berdasarkan emosi adalah musuh utama dari sebuah kesuksesan. Keserakahan dan ketakutan hanya bersifat menghancurkan sehingga intelektualitas lebih diperlukan ketimbang nyali besar.
Money management versi Alexander Elder dirancang atas tiga tujuan, yaitu agar trader dapat bertahan dan terhindar dari risiko yang dapat menendangnya keluar dari pasar. Tujuan kedua adalah menghasilkan return yang stabil dan tujuan ketiga yakni untuk mendatangkan keuntungan yang besar. Aturan utamanya tertuang dalam ungkapan “do not risk thy whole wad” atau jangan pertaruhkan semua di satu tempat. Trader yang payah melanggar prinsip tersebut dengan cara memasang posisi besar dalam satu transaksi. Kemudian ia terus memasang posisi dalam jumlah yang sama atau bahkan lebih besar agar kerugian yang telah dialami bisa secepatnya ditutup. Money management yang baik akan menghindarkan trader dari kerugian besar di awal transaksi.
Seorang trader harus tahu seberapa besar kerugian yang sanggup diterimanya serta kapan dan di level berapa ia melakukan cut lossTrader profesional akan keluar dari pasar secepat mungkin ketika ia merasa posisinya salah, kemudian baru masuk lagi di saat yang tepat. Sementara trader amatir justru bertahan dan berharap pasar akan bergerak mengikuti posisi mereka.
Manajemen Risiko
Jadi berapa idealnya risiko yang diambil? Menurut Elder, jumlah kerugian maksimal pada satu sesi perdagangan adalah sebesar 2% dari jumlah modal. Jadi, jika dihitung dengan modal awal sebesar $5.000, maka toleransi kerugian yang sehat tidak lebih dari $100 untuk satu transaksi. Semakin besar modal yang digunakan maka semakin besar pula risiko yang bisa dipertaruhkan. Dengan berpegang pada toleransi kerugian 1% hingga 2%,trader dapat melindungi prospek jangka panjang meskipun mengalami lima atau enam kerugian beruntun. Elder juga berpendapat bahwa seorang trader dapat mentoleransi batas kerugian sampai 6-8% dalam satu bulan. Dan jika batas tersebut sudah tersentuh dalam kurang dari satu bulan, maka disarankan untuk berhenti trading selama sisa hari dalam satu bulan itu. Gunakan waktu untuk mengevaluasi kembali metode, pasar dan tentunya kemampuan diri sendiri.
Saat mendapat sinyal untuk masuk ke pasar, trader harus mencermati dulu posisi stop loss yang tepat. Jika posisi yang akan diambil berpotensi menciptakan kerugian lebih dari 2% maka sebaiknya dibatalkan. Kalaupun ingin membuka posisi di lebih dari satu kontrak, pastikan total risiko maksimalnya 2%.
Sistem Martingale
Hindari Martingale atau metode money management lama yang kerap dipakai untuk berjudi. Dalam prinsip Martingale, pihak yang kalah akan melipatgandakan jumlah taruhan untuk mengembalikan modalnya. Misalnya seseorang konsisten bertaruh $100 ketika menang, namun saat dirinya kalah ia rela menaikkan taruhan jadi $200 dan baru kembali menaruh $100 kalau sudah menang lagi. Martingale bisa mengakibatkan kerugian trading besar jika kekalahan terjadi secara beruntun.
Apabila sukses dalam suatu transaksi, trader dapat memilih untuk mencairkan keuntungan atau menginvestasikannya kembali. Meskipun tergantung pada pilihan masing-masing, Alexander Elder menyarankan supaya keputusan itu diambil berdasarkan intelijensi dan bukan memakai emosi semata. Menurutnya, seorangtrader profesional akan melikuidasi sebagian profit dan menempatkan separuhnya lagi untuk investasi. Sedangkantrader amatir biasanya akan mengambil semua keuntungan dan menggunakannya untuk keperluan pribadi. Hal ini mencerminkan kurangnya rasa percaya diri trader terhadap kemampuannya dalam menghasilkan profit. Padahal dengan menginvestasikan sebagian keuntungan, terbuka peluang untuk mendapat profit yang lebih besar karena jumlah posisi kontrak yang bisa dibuka juga menjadi lebih banyak. Atau trader dapat mempertahankan posisi dalam jangka panjang dengan menggunakan stop loss lebih lebar saat modalnya bertambah.
Prinsip Trading
“Keluar dari transaksi saat sedang merugi adalah pilihan yang sulit, namun keluar dari pasar ketika sedang untung adalah jauh lebih sulit,” demikian penegasan Elder dalam suatu kesempatan. Pernyataannya itu mengacu pada tindakan seorang trader ketika posisi yang dibukanya searah dengan pergerakan pasar. Bertambahnya profit akan memunculkan keraguan untuk keluar posisi ‘hanya’ dengan mengantongi keuntungan yang sudah didapat. Karena jika ia memutuskan keluar posisi dan pasar masih saja bergerak sesuai perkiraannya, maka akan timbul penyesalan. Biasanya setelah masuk posisi lagi, ia akan menahannya lebih lama dan di sinilah pasar kerap berbalik arah dan justru merugikan. Kesalahan terburuk seorang trader adalah menghitung profit ketika sedang membuka posisi. Padahal ia seharusnya mengingat tujuan money management yang ke-dua yaitu menghasilkan profit secara stabil dan keluar dari posisi ketika target keuntungan telah dicapai. Keserakahan hanya akan merusak pola pikir trader. Oleh karena itu, gunakan indikator yang mampu memberikan sinyal titik balik harga dan paling sesuai dengan karakteristik masing-masing. Tujuan ke-tiga dari money management bisa dicapai dengan cara menginvestasikan lagi sebagian profit demi keuntungan yang lebih besar.
Terdapat benang merah yang bisa ditarik dari pengalaman Alexander Elder selama berkecimpung di pasar keuangan. Di antaranya adalah selalu menempatkan stop-loss ketika masuk ke pasar dan batas toleransi kerugian maksimal 2%. Ketika harga bergerak sesuai harapan, segera pindahkan stop-loss ke posisi impas atau break even. Geser stop-loss apabila harga terus bergerak untuk melindungi profit. Dengan mengkombinasikan tiga hal penting dalam Trading yaitu psikologi, sistem Trading dan money management, maka seorang trader dapat memiliki kinerja transaksi yang baik pula. Musuh utama seorang trader adalah dirinya sendiri. Sebaik apapun money management, kerugian akan tetap menghampiri apabila sistem trading-nya buruk. Mulailah dengan menaklukkan diri sendiri, ciptakan sistem trading yang sesuai dengan karakter dan terapkan money management yang disiplin untuk menghasilkan profit. 

Salam Labforex

1 komentar:

  1. Trims sharingnya gan

    Mau penghasilan tambahan
    Saya baru saja menutup perdagangan dengan 198.40 pips keuntungan dan memperoleh uang ekstra di AGEA (www.agea.com)
    Dapatkah Anda melakukannya juga? Anda bisa mencobanya tanpa resiko dengan hadiah $5 dari AGEA (www.agea.com).

    BalasHapus