Harga Emas Turun, Tiongkok Makin Agresif Belanja - Lab Forex

Analisa Fundamental, Tehnikal. All About Forex

Breaking

Senin, 20 Juli 2015

Harga Emas Turun, Tiongkok Makin Agresif Belanja




 India memang telah mengambil alih mahkota konsumen Emas tebesar dunia kembali yang pernah direbut Tiongkok sejak 2010, dengan angka pembelian Emas Tiongkok yang kembali naik perebutan mahkota makin menarik.
Data resmi yang dilansir semenjak 2009 silam oleh Bank Senral Rakyat Tiongkok pada Jumat (17/07) menyatakan bahwa cadangan devisa emas mereka kini sebanyak  1.658 merik ton, dengan rata-rata pembelian emas selama setahun sebesar 100 ton. Angka tersebut dikatakan terlalu kecil menurut analis dari Socgen London yang memperkirakan jumlah emas yang dimiliki Tiongkok setidaknya mencapai 5.000 metrik ton.
Tiongkok memang tidak pernah terbuka sepenuhnya berkenaan dengan angka-angka yang strategis. Dunia hanya bisa mempercayai angka yang mereka sodorkan atau mengira-ngira dari sumber-sumber informasi mereka sendiri. Fakta utama yang gamblang adalah upaya Tiongkok untuk terus menambah cadangan devisa emas mereka inilah yang menjadi perhatian pasar tentunya. Upaya Tiongkok ini tentu bisa menahan jatuhnya harga emas dunia saat ini pada posisi lebih rendah.
Rusia dan Jerman merupakan dua negara yang setiap bulan memperbaharui laporan kepemilikan emas mereka, berbeda dengan Tiongkok yang baru memperbaharui data kepada publik pada minggu lalu. Dari data tersebut, tersirat bahwa Tiongkok menggunakan Emas sebagai diversifikasi cadangan devisa mereka sesuai dengan kebijakan nasional Tiongkok yang menginginkan Yuan bisa menjadi cadangan mata uang bagi IMF.
Tiongkok berbelanja emas setidaknya 604 ton sejak 2009 silam, nomer dua sesudah Rusia menurut data IMF dan Bank Sentral. Posisi ini menempatkan Tiongkok sebagai negara kelima terbesar dunia dengan cadangan emas terbanyak. Menurut data World Gold Council dan Ban Sentral Tiongkok, kepemilikan emas terbesar dunia adalah Amerika Serikat, Jerman, Italia, Prancis, Tiongkok dan Rusia.
Rata-rata pembelian emas oleh Tiongkok dalam satu tahun setara dengan 2% konsumsi global, menurut World Gold Council. Angka ini bahkan diyakini lebih tinggi dalam kenyataannya. Tiongkok mulai berbelanja emas secara signifikan sejak jatuhnya harga emas yang mencapai puncaknya pada 2011 silam. Moivasi Tiongkok cukup jelas untuk menambah cadangan devisa mereka dan permintaan emas yang akan tetap terjaga menjadi keyakinan pasar bahwa permintaan emas Tiongkok masih akan signifikan. Hanya saja, kita semua mungkin mendengar kabar tersebut manakala mereka telah melakukan aksinya, bukan mengantisipasi saat kabar mereka akan melakukannya. Setidaknya sejak 2009, rata-rata per tahun mereka berbelanja emas setara dengan angaran $26 milyar.
Harga emas merosot pada harga termurahnya dalam lima tahun terakhir ini di $1.129,59 pada perdagangan awal minggu ini. Para investor tengah menanti kabar keputusan dari The Federal Reserve berkenaan dengan kebijakan suku bunga mereka. Keyakinan akan kenaikan suku bunga The Fed ini telah menggerus daya pikat emas sebagai aset tujuan investasi. Sejauh ini harga emas telah anjlok 4,4% dan tahun 2014 sendiri juga lebih rendah daripada rata-rata harga di tahun 2013.
Kita mungkin tidak akan bisa memastikan secara pasti tentang akan apa yang bakal dilakukan oleh Tiongkok. Fakta bahwa mereka membeli emas lebih banyak disaat harga turun, menjadi preseden bahwa dikemudian hari disaat harga turun seperti saat ini, tentu Tiongkok akan semakin agresif membeli emas. Keyakinan ini didasarkan pula pada kebijakan Bank Sentral Tiongkok yang tetap memelihara prosentase pembelian emas sebagai cadangan devisa mereka.
Jumat pekan lalu, Bank Sentral Tiongkok menyatakan bahwa Emas memang menjadi aset khusus mereka dan menjadi pilihan yang baik dalam mendiversifikasi cadangan devisa mereka. Pernyataan ini setidaknya menjadi peringatan bagi kita semua upaya memborong emas masih akan dilakukan oleh Tiongkok dan tentu akan memberikan dampak bagi pasar emas global.
Tiongkok menjadi produsen emas terbesar dunia dan konsumen kedua terbesar dunia. Setelah larangan transaksi emas batangan dicabut dan setelah Bursa Emas Shanghai dibuka pada 2002, bursa ini menjadi bursa fisik yang paling besar menurut Xu Luode, sekretaris jendral bursa. Sementara dalam pandangan Barat, sejalan dengan kenaikan peran perbankan Tiongkok maka diyakini bahwa Emas akan bergeser ke Timur. Tidak mustahil nanti akan melihat penumpukan cadangan emas semakin tinggi di belahan timur Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar